Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal
Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal menilai tes baca Alquran penting agar masyarakat mengetahui kemampuan mengaji pasangan
calon presiden dan calon wakil presiden yang bertarung dalam Pilpres 2019.
"Indonesia kan dikenal sebagai penduduk muslim terbesar, mungkin banyak yang ingin tahu capres ini bisa baca alif, ba, ta, tsa, apa enggak," ujar Helmy di gedung PBNU, Jakarta, Kamis (3/1).
Tes baca Alquran ini sebelumnya diusulkan Dewan Ikatan Dai Aceh bagi pasangan capres-cawapres. Tes itu diharapkan bisa mengakhiri politik identitas yang marak belakangan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, menurut Helmy, tes baca Alquran ini menjadi kewenangan masing-masing pasangan calon. Jika memang tak berkenan, maka tes baca Alquran itu tak wajib diikuti.
"Kalau capresnya mau datang terserah, kalau enggak mau ya itu hak mereka. Jadi diserahkan ke masing-masing," katanya.
Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin sebelumnya mengaku siap ke Aceh untuk mengikuti tes baca Alquran.
Sementara calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno juga menyatakan siap mengikuti tes tersebut. Namun masing-masing calon presiden baik Joko Widodo maupun Prabowo belum berkomentar terkait usulan itu.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI juga tidak mempersoalkan jika tes baca Alquran digelar bagi calon presiden-wakil presiden. Demikian juga bila para kandidat menghadiri undangan tersebut.
Hal itu menjadi kesepakatan masyarakat setempat dengan para kandidat.
Komisioner KPU RI, Hasyim Asyari mengatakan masyarakat punya kriteria dalam memilih pemimpin. Kompetensinya itu dibuktikan dengan berbagai uji kemahiran yang dimiliki, termasuk membaca Alquran.
Maka dari itu, berbagai usulan terkait tes bisa saja dilakukan selama tidak menyalahi aturan.
(ugo/psp)