HUT ke-46, PDIP Undang Jokowi-Ma'ruf untuk Koordinasi Pemilu

CNN Indonesia
Jumat, 04 Jan 2019 07:18 WIB
PDIP mengundang pasangan Jokowi-Ma'ruf untuk menghadiri gelaran Rapat Koordinasi Nasional dan peringatan HUT ke-46 PDIP di JI EXPO, Jakarta, Kamis (10/1).
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengundang Jokowi-Ma'ruf ke Rakornas PDIP pekan depan. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bakal menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dan peringatan HUT ke-46 PDIP di Jakarta Internationel EXPO, Jakarta, pada Kamis (10/1).

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin pun diundang di acara tersebut. Sebab, ia berkata momen tersebut juga merupakan agenda koordinasi pemenangan Pemilu 2019.

"Agenda ini bukan sekedar HUT, ini HUT ke-46 sekaligus rapat koordinasi nasional. Pak Jokowi-Maruf diundang," ujarnya, di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (3/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Wakil Sekjen DPP PDIP Utut Adianto menyampaikan HUT ke-46 PDIP mengangkat tema 'Persatuan Indonesia, Membumikan Pancasila'. Ia mencatat peserta yang hadir dalam acara tersebut sebanyak 12.321 orang. Jumlah perserta berasal dari pengurus DPP, kader, hingga caleg.

"HUT dan Rakornas ini nanti akan ada di JIExpo Kemayoran. Akan di mulai hari Kamis pukul 10.00 WIB dan selesai keesokan harinya," ujar Utut.

Dalam kesempatan yang sama, mantan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo menilai peringatan HUT PDIP kali ini cukup strategis karena dilaksanakan di tengah tahapan konsolidasi demokrasi, yakni pemilu.

Menurutnya, konsolidasi demokrasi merupakan ruang bagi parpol, termasuk PDIP, untuk memperkuat sistem presidensial yang diklaim semakin efektif dan efesien.


"Momentum ulang tahun PDI Perjuangan tahun ini saya kira cukup strategis di tengah bangsa ini sedang melakukan tahap konsolidasi demokrasi," ujar Tjahjo.

Tjahjo juga mengenang perjuangannya bisa saat menjadi Sekjen kala PDIP sebagai oposisi. Meski sepuluh tahun menjadi oposisi, ia merasa hal itu sebagai masa yang menguntungkan.

Sebab, ia memahami kekuatan PDIP saat itu berasal dari keteguhan tidak tergiur dengan kekuasaan.


"Karena prinsip yang diajarkan Ibu Megawati kepada saya dan teman-teman kalau mau berkuasa, ya berjuang merebut kemenangan secara demokrastis, secara profesional. Baru berkuasa," ujarnya.

Selain itu, ia menyebut kekuatan politik Megawati menjadi kekuatan bagi PDIP untuk dapat bertahan hingga saat ini. Megawati, kata dia, memerintahkan untuk membangun konsolidasi agar PDIP menjadi tiga pilar kekuatan, yakni kekuatan di struktur, legislatif, dan eksekutif.

(jps/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER