Tim SAR Gabungan Temukan Jasad ke-32 Korban Longsor Sukabumi

Antara | CNN Indonesia
Minggu, 06 Jan 2019 15:21 WIB
Tim identifikasi membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk melakukan pengenalan dan identifikasi atas data informasi korban.
Proses pencarian korban longsor Sukabumi masih terus dilakukan hingga hari ke-7, Minggu (6/1). 32 korban dinyatakan tewas dalam peristiwa yang terjadi di pengujung tahun tersebut. (ANTARA FOTO/Nurul Ramadhan).
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Search and Rescue (SAR) gabungan menemukan jasad korban bencana tanah longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (6/1) siang. Ini merupakan jasad ke-32 yang ditemukan petugas sepanjang tujuh hari pencarian sejak peristiwa longsor terjadi pada 31 Desember silam.

"Jasad langsung dibawa ke posko Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jabar untuk dilakukan identifikasi dan pencocokan," kata Danrem 061/Suryakencana Kolonel (Inf) M Hasan di lokasi bencana, dikutip Antara, Minggu (6/1).

Jasad ke-32 yang ditemukan tersebut belum diketahui jenis kelaminnya. Pada proses pencarian, tim SAR gabungan membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk mengevakuasinya karena terhimpit batu, tanah dan puing rumah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Jenazahakhirnya berhasil diangkat sekitar pukul 10.00 WIB," ujarnya.

Dengan demikin hingga Minggu, (6/1) ini tinggal satu lagi jenazah yang belum ditemukan. Informasi yang dihimpun, korban terakhir yang belum ditemukan tersebut jaraknya tidak jauh dari jasad ke 32 yang sudah dievakuasi.

Tim SAR gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BPBD dan relawan masih berjuang untuk mengevakuasi jasad yang masih terhimpit bebatuan.

Untuk mempermudah evakuasi, tim pun harus menyemprotkan air bertekanan tinggi agar material yang menghimpit korban bisa disingkirkan. Setelah itu empat alat berat masih dioperasikan dalam operasi kemanusiaan ini.



Sebelumnya, Kapusdatin BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebut daerah di Kabupaten Sukabumi banyak yang rawan longsor. Kondisi topografi perbukitan dengan batuan penyusun yang porus, gembur dan lepas menyebabkan mudah longsor. Banyaknya penduduk yang tinggal di daerah rawan longsor menyebabkan tingkat risiko longsor tinggi.

"Selama 10 tahun terakhir telah terjadi 132 kali longsor di Sukabumi," kata Sutopo, Minggu (6/1).

Sutopo merinci, di antara kejadian longsor tersebut, salah satunya longsor di Kecamatan Cireunghas pada 28 Maret 2015 yang menyebabkan 12 orang meninggal dunia, 293 orang terdampak, dan 11 rumah rusak.

Mitigasi longsor, kata Sutopo, masih memerlukan banyak perhatian, baik mitigasi struktural seperti penguatan tebing, pemasangan sistem peringatan dini longsor, penghijauan dan lainnya, juga mitigasi non struktural seperti pemetaan, sosialisasi, tata ruang, pendidikan kebencanaan, gladi dan lainnya.

"Puncak musim penghujan sebagian besar wilayah Indonesia adalah Januari hingga Februari. Masyarakat dihimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaannya," ujarnya.

(ain)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER