Jakarta, CNN Indonesia -- Aktivis Malapetaka 15 Januari (Malari) Hariman Siregar mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang paham hakikat
demokrasi, yaitu menyejahterakan rakyat dengan pemerataan.
"Indonesia perlu orang yang mengerti hakikat demokrasi, bukan semata prosedural," ucap Hariman dalam pidatonya di acara peringatan 45 tahun Malari, di Cikini, Jakarta, Selasa (15/1).
Menurut Hariman, untuk menjalankan demokrasi yang seutuhnya pemerintah harus bisa menyejahterakan rakyat dengan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Pertumbuhan berkualitas itu dapat dicapai dengan pemerataan dan mengutamakan kaum miskin.
Di sela pidatonya, Hariman juga mengenang 45 tahun ia bersama para aktivis Malari menentang konsep pertumbuhan ekonomi yang melupakan pemerataan. Aksinya itu merupakan salah satu cara untuk menunjukan hakikat dari demokrasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu kami ingin tunjukkan kalau undang modal asing jangan untuk hal sepele. Selain itu kami sadar bahwa tidak bisa pertumbuhan dibiayai dengan utang dan pertumbuhan yang ingin dicapai tanpa berpihak pada orang miskin," ujarnya.
Selain pemerataan pertumbuhan, Hariman juga mengingatkan hakikat demokrasi terkait dengan sikap legowo dalam menghadapi kontestasi politik.
Menurut dia, sejumlah elite politik hingga masyarakat kerap kali enggan mengakui kekalahan, padahal di negara demokrasi, pihak yang kalah harus mau dan mampu mengakui kekalahan serta ikut mendukung yang menang. Jika terus demikian, Hariman memprediksi Indonesia akan terus terpolarisasi dan terbelah.
"Harusnya mengerti kalau kalah, ya kalah dan mendukung yang menang. Itu yang paham demokrasi," ujar Hariman.
(sah/has)