Petugas SAR Kesulitan Tembus Lokasi Banjir dan Longsor Gowa

CNN Indonesia
Rabu, 23 Jan 2019 17:16 WIB
Dua jembatan di Gowa terputus, yakni Jembatan Jenelata di Desa Moncongloe dan Jembatan Dusun Limoa menghambat petugas SAR mengakses lokasi banjir dan longsor.
Banjir di Gowa. (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe0.
Makassar, CNN Indonesia -- Banjir dan longsor yang melanda sebagian wilayah Sulawesi Selatan telah merenggut delapan korban jiwa. Sementara empat orang hilang akibat banjir yang melanda 53 kecamatan di sembilan kabupaten/kota di Sulsel tersebut.

Juru bicara Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Makassar, Hamsidar mengatakan timnya masih kesulitan menembus lokasi banjir dan longsor di Kabupaten Gowa.

"Jembatan di Kecamatan Manuju terputus dan tak bisa dilewati," kata Hamsidar kepada CNNIndonesia.com, Rabu (23/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jembatan yang dimaksud adalah Jembatan Jenelata di Desa Moncongloe yang menghubungkan Manuju dan Sapaya. Serta Jembatan Dusun Limoa yang menghubungkan Kabupaten Gowa ke Kecamatan Manuju.

Saat dikonfirmasi, Hamsidar baru saja berhasil mengevakuasi satu korban jiwa di Kabupaten Pangkep. Seorang pemuda berusia 24 tahun terseret banjir dan baru ditemukan hari ini.

Basarnas Makassar telah mengirim beberapa tim untuk melakukan evakuasi. Di antaranya ke Kabupaten Pangkep, Maros, Gowa, Jeneponto dan Kota Makassar. "Namun evakuasi lebih difokuskan di Gowa, meski semua wilayah terdampak sama parahnya," kata Hamsidar.

Hujan lebat yang melanda Sulawesi Selatan sejak Senin (21/1) telah mengakibatkan debit air di sungai Jeneberang di Kabupaten Gowa melebihi kapasitas. Alhasil bendungan Bili-bili melepaskan debit air yang besar. Pilihan ini diambil untuk mengurangi dampak yang lebih parah.

Selasa kemarin, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan mengumumkan status waspada untuk Bendungan Bili-bili. Ketinggian airnya mencapai 101,36 meter. Pelepasan air inilah yang berakibat banjir besar di sepanjang bantaran Sungai Jeneberang.

Beberapa rumah warga terbawa arus dan ratusan rumah lainnya terendam banjir. Jembatan kembar yang menghubungkan Kota Makassar dan Sungguminasa Gowa sempat ditutup karena air nyaris mencapai badan jembatan.

Dari data Pemerintah Kabupaten Gowa, jumlah pengungsi saat ini mencapai 2.121 orang yang tersebar di 13 titik pengungsian. Masih ada beberapa orang yang dinyatakan hilang. Khususnya di Kecamatan Manuju yang mengalami banjir bandang dan tanah longsor.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memang sudah menetapkan Sulawesi Selatan sebagai salah satu wilayah yang akan diterjang cuaca ekstrem. Selain hujan lebat, angin kencang juga bisa mencapai 25 knot. Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga akhir Januari 2019. (anc/osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER