Bengkulu, CNN Indonesia -- Ketua Umum Pengurus Pusat (PP)
Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan belakangan ini keluhuran adab bangsa dilunturkan dengan ambisi politik. Padahal, kata dia, keluhuran bangsa sudah tersimpan baik dalam tubuh bangsa ini, mulai dari ruh toleransi, kedamaian, dan gotong royong untuk kemajuan bersama.
"Arus besar itu kadang kalah dengan bertumpuknya kecenderungan orientasi politik yang mengeras," kata Haedar dalam sambutannya pada pembukaan Tanwir Muhammadiyah di Bengkulu, Jumat (15/1).
Menurut dia, fanatisme dalam politik membuat satu sama lain terbelah, dan saling berhadapan atas nama kontestasi politik. Orientasi politik yang mengeras, kata Haedar, membuat politik seolah menjadi urusan hidup mati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perangai politik yang fanatik buta demi kemenangan politik semata," kata Haedar menegaskan.
Haedar mengatakan, Muhammadiyah harus berupaya menyadarkan kesadaran kolektif sebagai agama yang mencerahkan. Islam, kata Haedar, harus membawa umat keluar dari kegelapan menjadi kehidupan yang bercahaya. Haedar mengatakan fenomena kesalahan beragama memunculkan ekstremisme, hoaks, dan kebencian, dan permusuhan.
"Semestinya Islam menjadi rahmat untuk semesta alam," kata dia.
Sidang Tanwir mengusung Beragama yang Mencerahkan. Tema ini diambil lantaran Muhammadiyah melihat gejala politisasi agama di masyarakat, terutama berkenaan dengan kontestasi pemilu yang tengah berjalan.
Ada empat agenda utama dalam sidang Tanwir Muhammadiyah di Bengkulu. Pertama, sidang Tanwir akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan keorganisasian. Salah satunya adalah perubahan anggaran dasar rumah tangga yang sudah dibahas dalam rapat pleno sebelumnya.
Agenda kedua, penyampaian pokok pikiran Muhammadiyah tentang kehidupan keumatan dan kebangsaan. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menjabarkan hal tersebut.
Kemudian yang ketiga akan ada ceramah dari Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Lalu yang keempat diisi dengan permusyawaratan yang berkaitan perkembangan dan dinamika persyarikatan Muhammadiyah di tingkat nasional dan wilayah.
Kendati demikian, Prabowo diketahui tak hadir lantaran di saat bersamaan calon presiden nomor urut 02 itu menyampaikan pidato kebangsaan di Semarang, Jawa Tengah.
Perhelatan akbar Muhammadiyah ini merupakan sidang kedua di masa kepemimpinan Haedar Nashir. Sidang Tanwir sebelumnya digelar di Ambon pada 2017.
(hrs/ain)