ANALISIS

Geser Strategi Nasional & Bukti Tumpul Revolusi Mental Jokowi

CNN Indonesia
Rabu, 20 Mar 2019 17:51 WIB
Ma'ruf Amin menyatakan ia bersama Jokowi akan menggeser strategi nasional dari pembangunan infrastruktur ke SDM. Padahal Revolusi Mental sudah ada sejak 2016.
Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Padjadjaran Yogi Suprayogi menyatakanRevolusi Mental yang digagas Jokowi gagal. Contohnya, masyarakat terbelah karena perbedaan politik seperti yang tampak di media sosial.

"Secara tidak langsung kan Revolusi Mental ini tidak berhasil sebetulnya," kata dia kepada CNNIndonesia.com.

Yogi berpendapat kegagalan kebijakan Revolusi Mental dalam membentuk kedewasaan berpolitik masyarakat akan mengancam keberlangsungan demokrasi. Ia menyebut kondisi ini menjadi pekerjaan rumah, baik bagi Jokowi maupun Prabowo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baginya, siapa pun yang menang dalam Pilpres 2019 harus bisa merangkul pasangan lain untuk bersama-sama membangun Indonesia.

"Menurut saya alangkah baiknya dalam debat terakhir Pak Prabowo atau Pak Jokowi menyampaikan masalah perdamaian, masalah rekonsiliasi, kita satu bangsa. Bagusnya ada satu imbauan, misalnya satu kalah akan meraih yang lain," ujarnya.

Dua kandidat di Pilpres 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto.Dua kandidat capres di pemilu 2019, Prabowo Subianto dan Joko Widodo. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Revolusi Mental Jilid II


Juru Kampanye Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Budiman Sudjatmiko, menyebut Revolusi Mental sudah berjalan dalam periode pertama Jokowi meski fokus pembangunan pemerintah ada pada infrastruktur.

Menurutnya, pembangunan yang lancar selama 4,5 tahun ini membuktikan dampak dari Revolusi Mental. Sebelum pemerintahan Jokowi-JK, kata dia, banyak proyek infrastruktur yang terbengkalai. Di era Jokowi, satu per satu proyek infrastruktur bisa dikerjakan dan diselesaikan.

"Itu adalah implikasi, dampak dari Revolusi Mental, di mana birokrasi kita, proyek pembangunan kita yang lama terbengkalai, itu karena banyak muncul mental-mental amtenar (pegawai pemerintah), mental-mental korup, mental-mental pejabat yang ingin dilayani," kata Budiman kepada CNNIndonesia.com.

Budiman mengatakan Jokowi-Ma'ruf akan melanjutkan program ini menjadi Revolusi Mental jilid II. Fokusnya adalah mencetak manusia inovatif yang bukan sekedar bekerja dan taat pada jadwal, tetapi berpikir di luar kebiasaan, baik di level birokrasi, profesional maupun komunitas masyarakat.

"Revolusi Mental besok adalah menciptakan pejabat birokrat dan seluruh manusia Indonesia, menjadi pejabat dan manusia yang inovatif untuk menyongsong revolusi 4.0," ujar Budiman.

Politikus PDIP ini menyadari pada periode pertama Jokowi masih banyak elite pejabat yang menjalankan cara berpolitik dan bisnis dengan tidak benar. Namun, penangkapan dan penetapan Romi sebagai tersangka justru menunjukkan berjalannya Revolusi Mental.

Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko.Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko. (Christie Stefanie)
"Penangkapan Romi menurut saya menunjukkan bahwa setiap orang bisa terkena Revolusi Mental ini, salah satunya penegakan korupsi," ujar dia.

Lebih lanjut, Budiman menyatakan pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk diselesaikan. Budiman menyebut penerapan Revolusi Mental tak bisa dilakukan hanya dalam satu periode.

"Kita enggak bisa memperbaiki sesuatu dalam semalam atau dalam waktu singkat, harus terus menerus. Bahwa masih ada yang tertangkap karena korupsi menunjukkan bahwa upaya ini tidak main-main," katanya.

(fra/arh)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER