Jakarta, CNN Indonesia -- Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (
BPN)
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Andre Rosiade meminta Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU) Said Aqil Siroj tidak melakukan kampanye hitam terhadap pihaknya.
Andre membantah seluruh tuduhan yang dibenarkan oleh Said bahwa kelompok radikalis berada di kubu Prabowo-Sandi.
"Saya harap, jangan Pak Said melakukan kampanye hitam kepada kami," kata Andre kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (21/3).
Dia menjelaskan, Prabowo merupakan sosok yang pernah melakukan sumpah prajurit untuk membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga, menurut dia, Prabowo tidak mungkin membawa Indonesia menjadi negara yang berlandaskan khilafah atau sistem hukum Islam bila kelak menjadi presiden.
Terlebih, dia melanjutkan, Prabowo merupakan pemimpin Partai Gerindra, sebuah partai politik yang dapat dilihat sebagai miniatur keberagaman Indonesia.
"Kami Gerindra ini contoh miniatur Indonesia. Kami punya sayap organisasi sesuai agama yang paling lengkap di Indonesia ini, ada Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha. Apalagi yang [dari] kurang kami," ujar dia.
Dia pun membantah bila ada pihak yang menyebutkan bahwa pendukung Prabowo berasal dari kalangan yang ingin Indonesia menjadi negara berlandaskan khilafah.
Menurut dia, semua pihak yang mendukung Prabowo harus ikut paham yang menyatakan bahwa NKRI harga mati.
"Kami miniatur Indonesia, tidak mungkin Prabowo akan bawa Indonesia ke khilafah dan juga tidak benar bahwa di kubu pendukung Prabowo ada yang ingin jadikan Indonesia negara khilafah," ucap Andre.
Lebih jauh, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra itu mempersilakan Said untuk mendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Dia pun meminta para pendukung Jokowi-Ma'ruf tidak panik setelah melihat hasil survei terakhir agar tidak kehilangan akal sehat sampai menuduh hal-hal yang bersifat fitnah dan kampanye hitam ke kubu Prabowo-Sandi.
"Jangan sampai kepanikan Jokowi yang surveinya sudah
declined sudah di bawah 50 persen, membuat pendukung Jokowi jadi kehilangan akal sehat dengan menuduhkan fitnah dan kampanye hitam kepada Prabowo-Sandi," ujarnya.
Andre menegaskan, pendukung Prabowo-Sandi merupakan sosok-sosok yang cinta NKRI, kebinekaan, UUD 1945, dan Pancasila.
Namun, Andre menyampaikan BPN Prabowo-Sandi tidak berencana mengambil langkah dalam menyikapi pernyataan Said ini, baik ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atau polisi.
Kata dia, mengambil langkah hukum hanya akan membuang-buang waktu karena Bawaslu dan polisi tidak pernah memproses laporan pihaknya selama ini.
"Kami mengimbau saja, kalau soal melaporkan enggak usahlah capek sudah banyak BPN melaporkan enggak ada yang jalan. Ngapain buang-buang waktu, lebih baik fokus sekarang memenangkan Prabowo-Sandi," tuturnya.
Said dituduh melakukan tindak pidana ujaran kebencian lewat pernyataannya di acara Catatan Najwa yang tayang di akun media sosial Youtube, Najwa Shihab pada Jumat (15/3) lalu.
Said dilaporkan oleh Koordinator Laporan Bela Islam (Korlabi) Damai Hari Lubis ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Senin (18/3).
Acara Catatan Najwa yang menghadirkan Said sebagai narasumber tersebut mengangkat tiga tema besar, yakni 'NU di Pusaran Politik', 'Said Aqil soal Kafir', dan 'Ramalan Gus Dur soal Ustaz Dadakan'.
Pernyataan Said yang diduga oleh Damai mengandung unsur ujaran kebencian ada dalam perbincangan yang mengangkat tema 'NU di Pusaran Politik'.
Awalnya, Najwa bertanya terkait keberadaan anggota PBNU yang tidak mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Said kemudian menjawab bahwa dirinya hanya mengetahui satu anggota PBNU yang secara implisit tidak mendukung Jokowi-Ma'ruf, yakni KH Hasib Wahab. Namun, dia meyakini, hal tersebut tidak signifikan dan tidak berefek sama sekali di kalangan NU.
Setelah itu, Said menjelaskan bahwa NU berkomitmen untuk memperjuangkan Islam yang moderat. Menurut dia, NU pun senantiasa menyuarakan gerakan anti-radikalisme, anti-ekstremisme, dan anti-terorisme.
Said menyampaikan bahwa keberadaan pendukung radikalisme tersebut bisa dilihat saat ini berada di kelompok mana.
Menyikapi pernyataan Said itu, Najwa bertanya apakah kelompok yang diisi pendukung radikalisme sebagaimana dimaksud oleh Said tersebut merupakan barisan dari kubu Prabowo Subianto-Sandi.
Mendapat pertanyaan seperti itu, awalnya Said sempat melempar kembali ke Najwa untuk menjawab pertanyaannya sendiri. Namun, Said kemudian mengiyakan bahwa pendukung radikalisme banyak berada di barisan Prabowo-Sandi.
[Gambas:Video CNN] (mts/dea)