Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Masjid Indonesia (
DMI) menyampaikan keprihatinannya terkait aksi orang tak dikenal mengacak-acak salah satu masjid di
Banyumas, Jawa Tengah. Sekretaris Jenderal DMI, Imam Addaruquthni menyebut aksi ini menambah deret sentimen
kemasjidan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
"Ini sangat menyedihkan dan memprihatinkan. Semua itu terjadi saat banyak orang mengatakan kalau negara kita aman-aman saja," kata Imam kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (22/3).
Seperti diberitakan sebelumnya, Masjid Jami Darussalam di Desa Buniayu, Banyumas diacak-acak oleh orang tak dikenal pada Kamis (21/3). Pelaku membuat sejumlah Alquran tergeletak di lantai, meja pengajian, kitab, papan tulis, jam hingga karpet dimasukkan ke dalam sumur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DMI, kata dia, menunggu kepastian lebih jauh siapa dan motif di balik penyerangan kepada masjid tersebut. Imam kembali menyinggung sejumlah kasus ustaz dan beberapa tokoh agama di beberapa daerah yang dianiaya ketika sedang ke masjid.
"Tidak ada lanjutan beritanya setelah dijelaskan aparat kalau pelakunya orang gila. Mungkinkah peristiwa Masjid Banyumas itu karena orang gila lagi. Tunggu saja," kata dia.
Imam menilai perusakan dan penyerangan masjid di Banyumas bukan peristiwa tunggal. Kasus sentimen terhadap masjid, kata dia, terus terjadi dan telah masuk dalam tahap menyedihkan. Imam menyebut kasus serupa pernah terjadi di Aceh dan Bali.
"Di Aceh kelompok sektarian merebut dan menguasai masjid untuk disesusaikan dengan pahamnya. Juga di Bali terjadi kelompok sektarian radikal juga merebut masjid dan menguasai. Ada yang membakar masjid yang sedang dibangun dan melarang meneruskan pembangunannya, itu terjadi di salah satu Kabupaten di Aceh," ucap Imam.
Sebelumnya Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah, Komisaris Besar Polisi Agus Triatmaja mengatakan berdasarkan keterangan saksi peristiwa perusakan masjid tersebut terjadi sekitar pukul 04.20 WIB.
"Saat saksi bangun tidur dan akan melaksanakan azan melihat masjid dalam keadaan kotor dengan tanah, karpet masjid berada di pinggir jalan, kipas dalam masjid dinyalakan semua, sandal jepit di tempat imam," tutur Agus saat dikonfirmasi, Kamis malam.
Saksi, kata Agus, kemudian juga mengecek ke TPA yang berjarak 50 meter dari masjid. Di lokasi itu, saksi melihat Alquran tergeletak di lantai. Selain itu, meja pengajian, kitab, papan tulis, jam hingga karpet dimasukkan ke dalam sumur.
Selain itu, kata Agus, rumah takmir Masjid Jami Darussalam, Kiai Abdul Majid, juga dilempari batu sehingga mengakibatkan keramik lantai teras pecah. Pihak kepolisian juga menerima laporan dari Pondok Pesantren Miftahul Falah terkait aksi perusakan pohon di kebun milik salah satu ulama di sana, Kiai Dailami Yusuf.
(mts/ain)