Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga survei Center for Strategic and International Studies (CSIS) merilis tingkat elektabilitas
Joko Widodo-Ma'ruf Amin lebih unggul ketimbang
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Jokowi-Ma'ruf memperoleh angka 51,4 persen dan Prabowo-Sandi 33,3 persen.
Survei CSIS juga menemukan bahwa latar belakang pendidikan pemilih Prabowo-Sandi lebih tinggi ketimbang Jokowi-Ma'ruf.
Sebanyak 57,3 persen pemilih Jokowi-Ma'ruf berlatarbelakang SD hingga SMP, sementara pemilih Prabowo-Sandi di jenjang pendidikan itu hanya 28 persen. Sebanyak 1,1 persen belum menentukan jawaban dan 13,5 persen tidak menjawab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di jenjang pendidikan SMA, pemilih Jokowi-Ma'ruf 45,8 persen, Prabowo-Sandi 39,9 persen dengan 1,3 persen belum menentukan pilihan dan 13,1 persen tidak menjawab.
Prabowo-Sandi unggul di tingkat pemilih perguruan tinggi. Pada strata itu, Prabowo-Sandi dukungan kepada Prabowo-Sandi sebesar 42,5 persen, Jokowi-Ma'ruf 35,2 persen. Sebanyak 1,6 persen belum menentukan pilihan dan 20,7 persen tidak menjawab.
"Jadi tampak sekali pemilih Jokowi berasal dari pendidikan rendah dan menengah sementara Prabowo berlatarbelakang Diploma dan Universitas," kata peneliti CSIS Arya Fernandes di Hotel Fairmont Jakarta, Kamis (28/1).
Dari segi pekerjaan, 58,5 persen petani dan nelayan memilih Jokowi, sementara Prabowo-Sandi hanya 27 persen.
Pemilih tertinggi dari Prabowo-Sandi sebanyak 48,2 persen berprofesi sebagai PNS dan guru, Jokowi-Ma'ruf hanya 33,7 persen.
"Kalau dari segi pemilih profesionalnya sama-sama memperoleh nilai 28,6 persen," lanjut dia.
Survei CSIS dilakukan pada 5-13 Maret 2019. Responden survei sebanyak 1.960 orang yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi. Penarikan responden dilakukan secara acak menggunakan metode
multistage random sampling. CSIS mengklaim membiayai sendiri survei tersebut.
Margin of error survei CSIS sebesar plus minus 2,21 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
CSIS melakukan
quality control dengan mendatangi kembali responden terpilih yang dipilih secara acak sebesar 10 persen dari total sampel. Sementara 60 persen dari total sampel diverifikasi dan divalidasi ulang melalui telepon.
(ctr/wis)