Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Pusat Penerangan
TNI Mayor Jenderal Sisriadi menolak menanggapi pernyataan calon presiden nomor urut 02
Prabowo Subianto yang menyebut budaya 'asal bapak senang' atau ABS masih kental di kalangan TNI.
Hal ini disampaikan Prabowo dalam sesi
debat capres di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3) malam.
Sisriadi beralasan mengacu pada pedoman netralitas TNI yang melarang untuk mengomentari apapun terhadap kontestan pemilu maupun pilkada.
"Netralitas TNI melarang saya untuk memberi tanggapan," ujar Sisriadi saat dikonfirmasi
CNNIndonesia.com, Minggu (31/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesuai pedoman netralitas TNI dalam pemilu dan pilkada, kata Sisriadi, TNI tidak boleh berpihak, tidak ikut, atau tidak membantu salah satu pihak.
TNI juga tidak boleh melakukan kegiatan berupa memberikan komentar, penilaian, mendiskusikan, atau arahan apapun tentang kontestan peserta pemilu dan pilkada kepada keluarga dan lingkungannya, melalui media apapun.
Pedoman netralitas TNI ini diterbitkan oleh Badan Pembinaan Hukum TNI dan telah ditandatangani oleh Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto pada Agustus 2018.
Dalam sesi debat semalam, Prabowo menyebut budaya ABS masih kental di kalangan TNI. Itu disampaikan Prabowo merespons pernyataan capres petahana Joko Widodo saat membahas anggaran pertahanan dan keamanan.
"Saya hanya mengatakan saya pengalaman di tentara, budaya kalau ketemu panglima, 'Siap, Pak. Rudal cukup, Pak.' Pak, tidak benar Pak. Jadi itu saja, Pak, saya tidak menyalahkan bapak. Ini budaya Indonesia, ABS, asal bapak senang," kata Prabowo.
Menurut Prabowo, Jokowi mendapat materi yang salah terkait anggaran tersebut. Mantan Danjen Kopassus itu menyebut kecilnya dana itu mencerminkan rapuhnya pertahanan Indonesia.
[Gambas:Video CNN] (pris/dea)