Jelang Pilpres 2019, Sandiaga Merasa Deja vu Pilgub DKI 2017

CNN Indonesia
Rabu, 03 Apr 2019 19:22 WIB
Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengaku mengalami deja vu saat hari pencoblosan Pilpres 2019 kiat dekat.
Sandiaga Uno. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengaku mengalami deja vu saat hari pencoblosan Pilpres 2019 kiat dekat. Apa yang ia rasakan sekarang menurut Sandi serupa dengan pengalamannya mengikuti Pilkada DKI Jakarta pada 2017 yang saat itu banyak lembaga survei memperkirakan dirinya bakal kalah.

Menurut Sandi, hasil survei internal yang ada saat ini menunjukkan sinyal positif terhadap elektabilitas dirinya dan Prabowo. Hal inilah yang membuatnya merasa apa yang ia alami serupa dengan pilkada dua tahun lalu.

"Alhamdulillah menunjukkan hasil yang sangat-sangat baik dan sama seperti di Pilgub DKI, ini kaya deja vu, kaya rekaman ulang," kata Sandi saat ditemui di acara deklarasi dukungan di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (3/4).
Kala itu, sejumlah survei dari sekian lembaga mendapati elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat unggul dari dua kontestan lainnya di pilgub DKI Jakarta. Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno saat itu umumnya menempati peringkat dua di survei.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Basuki-Djarot memang memenangi mayoritas suara di putaran pertama dengan 43 persen suara. Namun, Anies-Sandi akhirnya memenangi pilkada di putaran kedua setelah mengantongi 58 persen total pemilih.

Sama seperti waktu itu, Sandi mengklaim ada turbulensi dan migrasi yang akan terjadi pada pemilu saat hari pencoblosan kian dekat. Ia yakin akhir yang manis akan terjadi juga pada pemilu ini.
"Dengan sentimen positif, momentum yang terbangun, Insyaallah kami akan berhasil memuncaki dan menghadirkan suatu realisasi atas harapan masyarakat Indonesia untuk perubahan," pungkas Sandi.

Direktur Relawan BPN Prabowo-Sandi, Ferry Mursyidan Baldan menambahkan bahwa pihaknya tak begitu mementingkan sejumlah hasil survei di luar sana. Ferry menyebut ada kriteria-kriteria tertentu yang menjadikan sebuah survei dianggap kredibel.

"Sehingga kalau ada survei luar, oh kita lihat ternyata ini surveinya objektif, oh ini surveinya memaksakan diri, yang aneh-aneh. Makanya komen kita itu aja, kita punya survei internal untuk ukur kinerja kita.," pungkas Ferry. (bin/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER