Strategi merangkul calon pemilih yang masih 'galau' itu harus dimaksimalkan kedua paslon saat debat terakhir nanti. Apalagi, debat terakhir nanti lebih banyak membicarakan isu ekonomi.
Berdasarkan survei CSIS, isu-isu ekonomi dinilai lebih menarik perhatian pemilih dibandingkan yang lain. Dari survei nasional sepanjang Maret 2019 dengan sampel 1960 responden yang dipilih secara acak, CSIS menemukan responden lebih memilih isu harga sembako (23 persen) isu kemiskinan (19 persen) dan isu lapangan pekerjaan (14 persen).
Kesulitannya, setelah debat terakhir tersebut, rangkaian Pemilu 2019 memasuki masa tenang. Walhasil para kontestan pemilu agak sulit menyerang balik isu yang mendiskreditkan dirinya secara terbuka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walhasil, relawan di kedua kubu yang tak tersentuh UU Pemilu dinilai harus bisa menguasai isu publik dengan memborbardir media sosial maupun media massa.
"Kalau habis debat malam minggu debatnya sepi tidak ada perbincangan soal debat di media sosial, orangnya juga malas, apalagi kalau debatnya tidak menarik ya itu tidak akan berefek," kata Ubed.
Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan debat capres tidak akan terlalu efektif memengaruhi suara pemilih.
Pasalnya, isu-isu yang akan dibawa di debat nanti sudah terbaca dan publik akan jenuh soal itu. Walhasil gorengan isu-isu di hari tenang atau pascadebat tidak akan berefek terlalu besar guna menarik
undecided dan
swing voters.
"Kalau melihat debat pertama sampai keempat lebih cenderung normatif, dan narasinya sudah ketebak, Prabowo akan bilang ekonomi sedang buruk harus ganti presiden sementara Jokowi akan bilang ekonomi sedang mantap. Kan itu-itu saja," kata Adi.
Menurut dia strategi yang cukup efektif untuk meraih suara
undecided voters dan
swing voters melalui kampanye personal atau dari pintu ke pintu dengan dibarengi kampanye terbuka. Sayangnya itu tak bisa dilakukan karena masa tenang, sehingga harus lewat pengaruh relawan di akar rumput.
Dengan kata lain, kata Adi, para paslon pilpres harus memaksimalkan masa kampanye yang hanya tersisa dua hari lagi. Misal, lewat pawai menuju lokasi kampanye terbuka. Dari situ kontestan pilpres dapat membagikan gagasan secara lebih personal kepada pemilih dengan harapan para pemilik hak pilih terpanggil.
"Kalau bisa saat kampanye itu harusnya datangi pasar, pangkalan ojek, bahkan komplek-komplek rumah sehingga gagasannya bisa tersampaikan melalui selebaran misalnya kan mereka baca itu," kata Adi.
(sah/kid)