Palembang, CNN Indonesia -- Suliyani (41), petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (
KPPS) di TPS 001 Desa Lubuk Atung, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan melahirkan secara prematur akibat kelelahan usai bertugas saat pemungutan dan penghitungan suara
Pemilu 2019. Nahas, bayi berusia 7,5 bulan yang dilahirkan Suliyani meninggal dunia.
Anak keenam Suliyani ini meninggal setelah mendapatkan perawatan di RSUD Lahat pada Jumat (26/4) sekitar pukul 10.00.
Suliyani menjelaskan, usai menyelesaikan penghitungan suara pada Kamis (18/4), dirinya mengalami gejala maag dan darah tinggi akibat kelelahan bertugas. Saat dilarikan ke rumah sakit, dokter menyarankan Suliyani menjalani proses persalinan sesar karena darah tinggi yang dijangkitnya membahayakan sang jabang bayi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, wanita yang merupakan guru honorer ini menolak anjuran tersebut dan memilih rawat inap saja hingga Senin (22/4). Baru satu hari pulang ke rumah, perut Suliyani terasa mulas dan kembali ke rumah sakit.
"Akhirnya saya melahirkan secara normal itu hari Rabu (24/4) sekitar pukul 08.00 WIB," ujar dia.
Bayi perempuan tersebut lahir dengan berat 1,4 kilogram dan panjang 15 sentimeter. Karena lahir prematur, bayi yang belum diberi nama tersebut dirawat di dalam inkubator. Namun dua hari setelah menjalani perawatan, bayi tersebut meninggal dunia pada Jumat (26/4).
"Mungkin sudah takdir, saya tidak menyesal jadi anggota KPPS," ujar dia.
Sementara itu, Ketua KPU Lahat Nana Priana berujar pihak KPU sudah membesuk Suliyani dan memberikan support agar tidak larut dalam kesedigan.
"Kami sangat berterima kasih kepada Ibu Suliyani. Dedikasi beliau akan terukir dalam sejarah demokrasi di Lahat," ungkap dia
(idz/agi)