Surabaya, CNN Indonesia -- Calon Wakil Presiden nomor urut 02
Sandiaga Salahuddin Uno mengaku tak ingin dulu membahas soal rencana pertemuannya dengan calon wakil presiden nomor urut 01
Ma'ruf Amin. Ia menyebut dirinya lebih mementingkan mengawal proses rekapitulasi suara di sejumlah daerah.
"Prioritas kita adalah [memastikan] pemilu jujur dan adil. Kalau masalah silaturahim itu
anytime," kata Sandiaga saat memantau jalannya rekapitulasi kecamatan Wonokromo, di GOR Pancasila, Surabaya, Sabtu (27/4).
Yang paling penting, kata dia, adalah memastikan rangkaian pemilu berjalan dengan jujur, adil dan bermartabat, serta sejumlah laporan dugaan kecurangan yang diterimanya ditindaklanjuti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dugaan kecurangan, kata Sandi, dibuktikan dengan keberadaan rekomendasi Bawaslu Kota Surabaya yang menyatakan bahwa ada sejumlah TPS di Surabaya yang harus melakukan perhitungan suara ulang.
Belum lagi, kata Sandi, soal aduan indikasi
abuse of power, serta ketidaknetralan sejumlah pihak. Hal itu kata dia bisa mencederai jalannya Pemilu 2019.
"Ini saya dengar sendiri dari para relawan, bagaimana ada
abuse of power ya, di mana ada satu yang kita sebut sebagai
misuse of stage resources, di mana banyak sekali netralitas yang mestinya ada, [menjadi] tidak netral," kata dia.
Hal itu lah yang akan ia pastikan lebih dulu, kini. Untuk itu Sandi pun mengaku belum ingin membahas soal rencana bertemunya ia dengan Ma'ruf, ataupun pertemuan Prabowo dan Jokowi.
"Ini bukan tentang Prabowo-Sandi lagi, bukan tentang kalah menang, bukan tentang bertemu dengan Pak Kiai [Ma'ruf atau tidak, tapi memastikan siapapun juga itu dipilih dengan proses yang bermartabat, itu jauh lebih penting," ujarnya.
Selain itu saat meninjau jalannya proses rekapitulasi suara di Tingkat PPK Wonokromo, Sandi juga mengaku prihatin dengan kondisi para petugas, yang menurutnya mengalami kelelahan karena harus melewati proses panjang.
Bahkan salah satu petugas PPK Wonokromo harus dilarikan ke rumah sakit terdekat akibat tak sadarkan diri, di tengah melakukan tugasnya. Hal itu, kata dia juga menjadi perhatian bagi pihaknya.
"Ini proses sangat mengakibatkan banyak sekali petugas-petugas ini kelelahan. Dan yang meninggal sudah di atas 225 orang, jadi ini ada keluhan yang perlu kita prihatinkan secara mendalam," kata dia.
[Gambas:Video CNN] (frd/ain)