Mendag Enggar Bantah Berikan Uang ke Bowo Sidik

CNN Indonesia
Senin, 29 Apr 2019 16:35 WIB
Enggar mengaku tak ada urusan soal izin yang keluar dari Kementerian Perdagangan dengan Bowo, yang juga anggota Komisi VI DPR.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita membantah memberikan sejumlah uang kepada anggota DPR dari Fraksi Golkar Bowo Sidik Pangarso, tersangka suap dan gratifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Enggar mengatakan tak ada kaitan dirinya dengan Bowo.

"Apa urusannya saya ngasih duit. Dari saya yakin betul enggak ada. Dia dari Golkar saya dari NasDem," kata Enggar usai rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/4).

Enggar menyatakan bahwa dirinya lah yang mengeluarkan izin. Sehingga, kata politikus NasDem itu, tak ada urusan soal izin yang keluar dari Kementerian Perdagangan dengan Bowo, yang juga anggota Komisi VI DPR

"Kenapa saya harus mengasih uang kepada orang lain. Saya yang memberi izin kecuali dia (Bowo Sidik Pangarso) yang memberi izin," kata Enggar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, seperti dikutip Tempo, Bowo kepada penyidik KPK mengaku menerima uang dari Enggar sejumlah Rp2 miliar dalam pecahan dolar Singapura. Bowo pun mengaku uang dari Enggar itu menjadi bagian dari Rp8 miliar yang dia siapkan untuk serangan fajar saat pencoblosan Pemilu 2019.

Kepada penyidik saat diperiksa, Bowo menyebut uang Rp2 miliar itu diterima dari Enggartiasto agar dia mengamankan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 16/M-DAG/PER/3/2017 tentang Perdagangan Gula Kristal Rafinasi Melalui Pasar Lelang Komoditas, yang akan berlaku akhir Juni 2017.

Ketika itu Bowo merupakan pimpinan Komisi VI DPR yang salah satunya bermitra dengan Kementerian Perdagangan dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Enggar diduga meminta Bowo mengamankan Permendag itu karena adanya penolakan dari sebagian besar anggota dewan dalam rapat dengar pendapat yang berlangsung awal Juni 2017.

Kuasa hukum Bowo, Saut Edward Rajagukguk saat dikonfirmasi terpisah membenarkan bahwa Bowo telah menuangkan pengakuan penerimaan uang dari pihak lain dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Namun, Saut menolak menyebut identitas pihak-pihak yang disampaikan Bowo kepada penyidik. "Tanya kepada KPK," kata Saut dikonfirmasi terpisah lewat sambungan telepon, Senin (29/4).

Menurut Saut, saat ini dalam kasus kliennya itu yang paling penting bukan jumlah uang Rp8 miliar yang disita dari Bowo, tetapi dari mana saja sumber uang itu. Saut meyakini KPK akan menelusuri sumber uang Bowo yang disiapkan untuk serangan fajar. Saut memastikan bahwa kliennya akan kooperatif dengan lembaga antikorupsi itu.

Sebelumnya, Saut sempat mengatakan salah satu menteri menjadi sumber uang dalam 400 ribu amplop yang akan digunakan Bowo untuk serangan fajar. Dalam ke-400 ribu amplop tersebut setidaknya berisi uang berjumlah Rp8 miliar dalam pecahan Rp20 ribu dan Rp50 ribu.

"Yang memenuhi Rp8 miliar yang ada di amplop sudah (diakui) dari salah satu menteri di kabinet ini," kata Saut di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (10/4).
Namun Saut tak menjelaskan identitas atau nama menteri era Jokowi yang dia maksud sebagai sumber uang dalam 400 amplop untuk serangan fajar itu.

Saut juga menyebut tak cuma menteri, seorang direktur BUMN juga turut menjadi sumber lain dari uang Rp8 miliar itu. Namun, lagi-lagi Saut tak membeberkan direktur BUMN yang dia maksud. Bowo bersama Marketing Manager PT HTK, Asty Winasti dan Indung, sebelumnya ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka suap kerja sama distribusi pupuk PT PILOG dengan PT HTK.

Bowo diduga meminta komisi kepada PT HTK atas biaya angkut yang diterima sejumlah US$2 per metric ton. Ada enam kali penerimaan yang diduga telah terjadi sebelumnya di sejumlah tempat sebesar Rp221 juta dan US$85.130.

KPK mengendus Bowo juga menerima uang di luar kasus dugaan suap kerja sama distribusi pupuk. Tim KPK kemudian menemukan uang sejumlah Rp8 miliar di Kantor PT Inersia, perusahaan milik Bowo.
[Gambas:Video CNN] (fra/dea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER