Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak
delapan orang dilaporkan hilang kontak usai mengikuti aksi saat peringatan
Hari Buruh di Makassar, Rabu (1/5). Kabar hilangnya delapan orang tersebut diungkapkan eks pengacara
LBH Makassar Maulana yang juga mengikuti aksi May Day di Makassar.
Maulana mengatakan tiga dari delapan aktivis yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya yakni Fauzy Saputra (22), Andika (23) dan Nurdiansyah (21).
"Informasi terakhir delapan orang," kata Maulana yang mengetahui kejadian tersebut, saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui telepon, Jumat (3/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maulana, sebelumnya juga mengirimkan keterangan tertulis yang menyebutkan rekannya ditangkap dan dibawa paksa sejumlah orang berpakaian sipil di rumah dan di lokasi lainnya, 13 jam setelah bubarnya aksi May Day pada 1 Mei 2019. Dia bahkan mengatakan kawannya masih ditahan.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondhani kepada
CNNIndonesia.com belum dapat memberikan keterangan resmi tentang kabar hilangnya delapan peserta aksi buruh itu.
"Saya cek dulu," kata Dicky.
Maulana menceritakan berdasarkan informasi yang diperolehnya dari keluarga rekan-rekannya yang hilang, usai ditangkap, seorang ibu dari aktivis yang hilang itu berusaha mendatangi kantor Mapolres, namun tak ada jawaban tentang keberadaan anaknya.
"Hingga saat ini belum ada informasi terkait keberadaan kawan kami," katanya.
Kata Maulana, delapan orang yang hilang kontak itu ikut dalam aksi yang dimulai pukul 09.00 Wita di Jalan AP Pettarani, Makassar.
Sekitar pukul 11.40 Wita, massa beristirahat dan akan pulang. Namun, saat perjalanan pulang sekelompok orang yang disebut Maulana, preman, melakukan pelemparan batu dari arah belakang massa aksi.
Pada pukul 12.10 Wita, massa menginformasikan bahwa ada tiga orang peserta aksi yang ditangkap dan ditarik paksa ke Polsek Panakukang
"Salah satu massa aksi berhasil dibebaskan oleh masyarakat sipil (ibu-ibu di sekitar jalan pettarani) yang menyaksikan kejadian penarikan dan penggiringan paksa," katanya.
(ugo/asa)