Jakarta, CNN Indonesia -- Perolehan suara
Pilpres 2019 untuk pasangan calon presiden nomor urut 02
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Kabupaten
Lebak, Banten, mengalahkan suara dari paslon nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.
"Kemenangan perolehan suara Prabowo-Sandi berdasarkan hasil pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara," kata Komisioner KPU Kabupaten Lebak Lita Rosita di Rangkasbitung, Selasa (7/5) dini hari WIB seperti dikutip dari
Antara.
Lita menyatakan Prabowo-Sandi meraih 489.793 suara dan Jokowi-Ma'ruf hanya 260.148 suara. Dari hasil rekapitulasi di tingkat kabupaten, ujar Lita, Prabowo-Sandi meraup kemenangan di sebagian besar dari 28 kecamatan di wilayah Lebak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara berjalan lancar sejak Jumat, tanggal 3 Mei 2019 dan rampung pada Selasa dini hari. Selain itu juga tidak ada penolakan dari saksi nomor urut 01 maupun nomor urut 02 atas hasil rekapitulasi.
Sementara itu, Kapolres Lebak AKBP Dani Arianto mengatakan pihaknya mengapresiasi pleno terbuka hasil penghitungan suara pilpres berjalan lancar.
"Kami minta semua masyarakat damai dan tertib usai Pemilu 2019 " katanya.
Kabupaten Lebak sendiri kemarin menghias pemberitaan nasional setelah viral video kumpulan santri yang berikrar akan mengawal kemenangan Prabowo-Sandi meskipun harus meneteskan darah. Dalam video yang direkam tersebut para kumpulan santri itu berikrar seraya menopang senjata dari mulai bambu runcing, golok, parang, hingga diduga senapan angin.
Polisi telah turun tangan untuk menyelidiki pembuatan serta penyebaran video yang viral dengan durasi sekitar 55 detik tersebut.
Kabid Humas Polda Banten AKBP Edy Sumardi polisi tetap membuka penyelidikan untuk mengusut lebih jauh motif di balik peredaran video yang menampilkan kesiapan puluhan orang untuk mengawal perjuangan para ulama serta memenangkan Prabowo-Sandi tersebut.
"Masih kami selidiki dugaan dan motifnya," katanya saat dihubungi
CNNIndonesia.com kemarin.
Sementara itu, sambung Edy, polisi telah mengetahui lokasi dan santri yang viral dalam video tersebut. Ia mengatakan video itu dibuat bukan oleh santri melainkan alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Salafi Bani Salifin di Kampung Salahaur, Kelurahan Cijoro Lebak, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.
"Video dibuat alumni santri jadi bukan santri yang membuat video itu, [dibuat] secara sepihak tanpa persetujuan [dan] tanpa sepengetahuan pimpinan ponpes," kata Edy
Lebih lanjut, sambungnya, polisi pun sudah bertemu dengan pemimpin Ponpes Salafi Bani Salifin di Kampung Salahaur hari ini. Dalam komunikasi yang terjalin, kata Edy, pihak ponpes menyayangkan dan sudah meminta maaf atas peredaran video tersebut.
Lebih lanjut, Edy pun menyatakan kepada pihak ponpes agar video tersebut dihapus meskipun sudah sempat viral.
"Video diminta dihapus dan sudah dihapus," tuturnya.
(antara/kid)