Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi sempat mundur setelah massa aksi Bawaslu terus menerus melempar batu dan petasan ke arah mereka. Aparat mundur hingga ke muka jalan Wahid Hasyim, sambil sesekali melepaskan tembakan air mata.
Dalam situasi itu polisi sempat melakukan pergantian pasukan. Pasukan yang baru ini masih sama seperti sebelumnya, bersenjata pentungan, bertameng, dan pelontar gas air mata.
Namun dari kejauhan, massa kembali merangsek lebih dekat sambil tetap melempar mercon dan batu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka bergerak lebih agresif.
Di tengah berondongan gas air mata, lemparan batu dan mercon dari massa ke arah petugas makin deras.
Mereka terus mendesak polisi. Jarak antar kedua kelompok kemungkinan hanya sekitar 20 meter.
Peluru gas air mata tampaknya tak lagi berefek pada massa aksi. Mereka tak hanya bertahan, tapi juga perlahan mendekat baris terdepan aparat.
Pasukan bertameng dipaksa mundur beberapa langkah.
Bentrok terus terjadi meski aparat sudah berkali-kali mengingatkan massa membubarkan diri. Bentrok bahkan bergeser dari awalnya di Jalan KH Wahid Hasyim, kini berpindah ke Jalan KH Mas Mansyur, tepatnya di dekat Pasar Tenabang.
Tembakan gas air mata polisi dibalas dengan petasan dan batu dari massa. Api sempat berkobar di komplek Pasar Tenabang, namun sudah bisa dipadamkan aparat. Polisi juga sempat menembakkan peluru karet ke arah massa.
(bin/wis)