Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 300 orang yang merupakan warga Desa Gunung Jaya,
Buton, Sulawesi Tenggara mengungsi ke desa terdekat usai insiden 87 rumah dibakar oleh pemuda-pemudi yang melakukan konvoi malam takbiran lebaran
Idul Fitri 1440 Hijriah.
Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tenggara, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Harry Golden Hart mengatakan mereka mengungsi di tempat keluarga yang berada di desa terdekat seperti Desa Kombeli, Desa Pasarwajo, dan Desa Laburunci.
"Saat ini kurang lebih 300 orang masih diungsikan ke desa terdekat," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (6/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harry mengatakan situasi di Desa Gunung Jaya telah kondusif. Dugaan akan terjadinya serangan balasan pun tidak terjadi hingga kini. Polisi juga masih melakukan olah tempat kejadian perkara.
"Tidak ada serangan balasan, sudah kondusif. (Saat ini) Masih dilakukan olah TKP," tuturnya.
Kerusuhan terjadi antarwarga Desa Gunung Jaya dan Desa Sampuabalo, Buton, Sulawesi Tenggara. Tawuran mengakibatkan sekitar 87 rumah warga dibakar. Kerusuhan juga bermula dari konvoi muda-mudi yang dilakukan di malam takbiran, Selasa (4/6).
Sekitar 40 orang Desa Sampuabalo melakukan konvoi dengan 20 motor knalpot racing yang identik dengan bunyi bising. Di depan permukiman warga, mereka memainkan gas motornya. Hal tersebut pun membuat masyarakat Desa Gunung Jaya terganggu.
Pertikaian pun terjadi tetapi masih dapat dipisahkan oleh dua anggota kepolisian. Keesokan harinya, Rabu (5/6) kerusuhan kembali terjadi pukul 14.30 WITA. Massa dari Desa Sampuabalo kembali mendatangi Desa Gunung Jaya dan melakukan pembakaran rumah warga.
Mereka menggunakan bom molotov yang dilempar ke rumah warga. Tidak ada korban tewas dalam peristiwa itu.
Namun selain rumah terbakar, satu mobil pick up milik kepala Desa Gunung Jaya yang hangus terbakar dan satu sepeda motor juga hangus terbakar.
[Gambas:Video CNN] (gst/dal)