Jakarta, CNN Indonesia -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Evi Novida Ginting berharap pendukung Paslon 02
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tak berunjuk rasa menjelang sidang putusan
PHPU Pilpres 2019 Mahkamah Konstitusi (MK). Di sekitar Gedung MK, PA 212 bersama GNPF Ulama menggelar aksi Halalbihalal dan Tahlil 266 sehari menjelang putusan MK.
Aksi tak luput dari pantauan Evi. Dia berharap para pendukung Paslon 02 itu mendengarkan dan mengikuti imbauan Prabowo untuk tetap damai.
"Ya kita harapkan pendukung akan mengikuti apa yang disampaikan oleh Pak Prabowo. Tetap damai, kan itu ciri khas masyarakat Indonesia," kata Evi saat ditemui di Kantor Bawaslu, Jakarta, Rabu (26/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Evi menyebut KPU tidak bisa melarang jika memang ada kelompok masyarakat yang berunjuk rasa menjelang dan saat putusan MK. Sebab hal itu adalah bagian dari demokrasi.
Namun, KPU meminta aksi unjuk rasa dijalankan secara damai dan menghargai apapun putusan MK.
"Ya kalau (harapan) bagi KPU ya tentu semua pihak bisa menerima putusan MK, termasuk KPU sendiri tentu akan menindaklanjuti (putusan MK) karena ini kan wajib dan mengikat bagi KPU," ujarnya.
PA 212 dan GNPF Ulama menginisiasi aksi unjuk rasa jelang putusan sengketa Pilpres 2019 di MK. Mereka menggelar demonstrasi bertajuk 'Halalbihalal dan Tahlil 266' di Patung Kuda, Jakarta Pusat, mulai hari ini hingga putusan MK.
Hal itu berseberangan dengan imbauan Prabowo sejak perkara PHPU Pilpres 2019 akan disidangkan secara perdana. Mantan Danjen Kopassus itu meminta pendukungnya untuk tak berdemonstrasi ke MK.
"Saya dan Sandiaga memohon agar pendukung kami untuk tidak berbondong-bondong hadir di MK pada hari-hari mendatang," ujar Prabowo dalam pernyataannya melalui video yang diterima
CNNIndonesia.com, Selasa (11/6)
[Gambas:Video CNN] (dhf/osc)