Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (
PAN) Faldo Maldini menyatakan partainya belum menentukan sikap politik usai Koalisi Indonesia Adil dan Makmur resmi dibubarkan, Jumat (28/6) malam. Namun
Faldo menyebut partainya sangat fleksibel dengan segala kemungkinan politik yang ada.
"Dari PAN diajak [koalisi] syukur, kita tahu dirilah sebagai parpol, kalau di barisan opsisi pun kita siap. Jadi karena DNA PAN demokratis semua bersuara dan berpendapat," kata Faldo dalam sebuah diskusi di D'Consulate, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/6).
Namun demikian, Faldo menyatakan PAN akan menentukan sikap politik dalam rapat kerja nasional (Rakernas) yang digelar pada Bulan Juli mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada mekanisme Rakernas nanti," kata Faldo.
Faldo masih enggan menduga sikap politik apa yang akan disepakati dalam forum rakernas PAN tersebut. Dia menyatakan PAN pasti mengakomodasi berbagai aspirasi para kader, mulai tingkat kepengurusan ranting sampai pengurus di tingkat pusat dalam sikap politik tersebut.
"Kami dari PAN enggak mau ke-
ge'er-an, dengan angka 6 persenan, tapi suara bertambah, kami sih tentu akan selalu fokus untuk menguntungkan konstituen kita," kata dia
"Banyak juga yang masih [mau] di oposisi, tapi yang [mau] bergabung [koalisi Jokowi] juga banyak. Dari awal parpol ini dibangun dengan skema bebas ngomong," tambahnya.
Mahkamah Konstitusi pada Kamis (27/6), telah menolak seluruh permohonan sengketa Pilpres 2019 yang diajukan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hal itu membuat Jokowi-Ma'ruf dipastikan menjadi presiden dan wakil presiden terpilih dalam Pilpres 2019.
Sejumlah parpol yang tergabung dalam koalisi pengusung Prabowo-Sandi diisukan bakal meloncat menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Misalnya, Demokrat, Gerindra dan PAN.
Isu tersebut mencuat, terlebih setelah Prabowo Subianto resmi membubarkan Koalisi Indonesia Makmur yang mengusungnya di Pilpres, Jumat (28/6) malam.
[Gambas:Video CNN] (rzr/ain)