Jakarta, CNN Indonesia -- Dua ahli buaya asal
Australia, Matthew Nicolas Wright dan Chris Wilson untuk menangani
buaya yang lehernya terjerat ban bekas sepeda motor di Palu, Sulawesi Tengah.
Dalam aksi penyelamatannya, Wright dan Wilson yang bekerja dalam tim Satgas yang dibentuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini menggunakan bantuan pesawat nirawak, perangkap, pelampung, umpan ayam, dan tombak.
"Itu (tombak) yang digunakan tidak akan menyakiti buaya. Rasanya (ketika terkena kulit buaya) hanya sedikit sakit seperti saat menindik telinga," ujar Wright di Palu, Kamis (13/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip
Antara, untuk menarik perhatian buaya, pesawat nirawak diterbangkan dengan diikat bersama umpan ayam dan pelampung mendekati target.
Umpan ayam diharapkan bisa dimangsa sehingga keberadaan buaya 'berkalung ban' lebih mudah diidentifikasi.
"Saya berharap dengan drone umpan dapat dimakan. Pada umpan itu ada pelampung yang nanti kita ikut menggunakan perahu," ujarnya menambahkan.
Selain menggunakan pesawat nirawak, tim penyelamat juga menyusuri kembali Sungai Palu menggunakan perahu karet milik Polairud Polda Sulteng.
Sebelumnya, tim penyelamat juga menggunakan teknik pemasangan perangkap dan jala di sekitar jembatan II Palu.
Namun hingga saat ini berbagai cara tersebut belum berhasil melepaskan ban yang membelit leher buaya.
Menurut tim ada beberapa faktor yang menjadi kendala saat proses evakuasi. Badan sungai yang terlalu luas hingga ribuan warga yang menyaksikan langsung proses evakuasi menghalangi upaya penyelamatan yang telah berlangsung hampir sepekan.
(antara/evn)