Usai MOS Maut, Dinas Pendidikan Evaluasi Izin SMA Taruna

CNN Indonesia
Rabu, 17 Jul 2019 20:19 WIB
Disdik Sumsel mengevaluasi izin SMA Taruna Indonesia, Palembang, karena ada dugaan kesalahan dalam penempatan guru baru di pos yang tak sesuai kompetensi.
SMA Taruna Indonesia. (CNN Indonesia/Hafidz Trijatnika)
Palembang, CNN Indonesia -- Dinas Pendidikan Sumatera Selatan mengevaluasi izin SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia, Palembang. Pasalnya, ada dugaan kesalahan dalam penempatan guru baru di pos yang tak sesuai kompetensinya. Selain itu, guru itu juga berjiwa tak stabil.

Hal tersebut dikatakan terkait penetapan Obby Frisman Arkataku (24), guru Bimbingan Konseling (BK) SMA Taruna Indonesia sebagai tersangka penganiayaan siswa baru DBJ (14) hingga tewas saat Masa Orientasi Siswa (MOS).

"Pertanyaan saya, kenapa ada guru baru satu minggu kerja diberi tugas seberat itu? Semua kita evaluasi," kata Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Widodo, saat dikonfirmasi, Rabu (17/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sanksi terberat jika ditemukan pelanggaran terstruktur bisa dicabut izinnya. Apakah ini penyimpangan oknum atau terstruktur. Apabila guru [tersangka] tidak diberitahu batas maksimal dalam latihan fisik, itu kesalahan terstruktur atau [sekolah] dianggap terlibat di dalamnya," tutur dia.

Ia menyebut guru tersebut tidak stabil kejiwaannya. Selain itu, sang guru juga ditempatkan di posisi yang tak sesuai keahliannya.

Tersangka kasus MOS maut di Palembang, Obby Frisman Arkataku (24).Tersangka kasus MOS maut di Palembang, Obby Frisman Arkataku (24). (CNN Indonesia/Hafidz Trijatnika)
"Yang saya sesali, ada guru baru diberi tugas membina. Dia guru BK, mengajar fisik itu tidak masuk akal," ucapnya.

"Secara psikologis, [tersangka] belum bisa mengendalikan diri sendiri, apalagi orang lain. Terlihat tidak kestabilan jiwanya dengan melakukan kekerasan tersebut," imbuhnya.

Widodo menjelaskan tersangka Obby merupakan sarjana jurusan psikologi yang melamar untuk menjadi guru BK di SMA Taruna Indonesia. Kepolisian pun mengungkapkan bahwa tersangka baru saja lulus dari salah satu perguruan tinggi di Palembang pada tahun ini.

Alih-alih menjadikan Obby sebagai guru BK, lanjut Widodo, Kepala Sekolah SMA Taruna Indonesia Tarmizi Endrianto menjadikan tersangka sebagai guru latihan fisik dan pembina saat MOS berlangsung.

"Saya melihat ada kesalahan dalam perekrutan dari kepala sekolah. Kompetensi [tersangka Obby] untuk melatih fisik enggak ada, karena dia guru BK bukan guru fisik," ujarnya.

"Guru BK itu bukan melatih fisik. Bukan guru olahraga yang tahu takaran fisik yang harus dikerjakan. Ini yang kita selidiki sekarang, mengapa guru itu bisa masuk tanpa seleksi yang baik," Widodo menambahkan.

Dalam rekonstruksi, tersangka mengaku sempat membacakan ayat kursi kepada korban DBJ (14).Dalam rekonstruksi, tersangka mengaku sempat membacakan ayat kursi kepada korban DBJ (14). (CNN Indonesia/Hafidz)
Dirinya pun menolak disebut kecolongan dalam insiden ini. Menurut Widodo, kegiatan MOS atau MPLS yang diselenggarakan setiap sekolah masuk dalam kurikulum nasional.

Setiap kegiatannya pun dilaporkan kepada Dinas Pendidikan. Namun, kegiatan di luar sekolah di SMA tersebut tidak dilaporkan kepada Dinas Pendidikan.

"Kita tidak kecolongan karena seharusnya sekolah memberi tahu tentang kegiatan itu, itu regulasinya. Dalam aturannya juga, tidak ada kontak fisik di MOS," kata Widodo.

"Seluruh kegiatan di luar sekolah harus dilakukan dengan seizin Dinas Pendidikan sehingga bisa dimonitor perkembangannya. Kalau tidak termonitor, seperti ini contohnya," ujar dia.

Widodo menjelaskan kegiatan MOS yang diterapkan secara semi militer sudah diselenggarakan SMA Taruna Indonesia sejak berdiri 15 tahun lalu.

Senada, Gubernur Sumsel Herman Deru menegaskan pihaknya akan memberikan sanksi tegas kepada SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia jika terbukti ada pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan MOS.

"Kita lihat dulu kurikulumnya. Kalau syarat MOS itu tidak terpenuhi dan porsi pembinanya memang tidak sesuai, kita tegur keras sekolahnya. Saya tidak bisa sembarangan ngomong mau tutup begitu saja. Kasihan siswa sudah lama ikut proses kegiatan belajar-mengajar," ujar Deru.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru. (ANTARA FOTO/Budi Haryanto)
Sebelumnya diberitakan, DBJ (14) siswa baru SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang meninggal dunia saat mengikuti MOS, Sabtu (13/7).

Selain itu, WJ, rekan satu angkatan DBJ, dalam kondisi kritis. WJ mendapatkan operasi di bagian perut setelah didiagnosa mengalami kebocoran pada ususnya.

[Gambas:Video CNN] (idz/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER