Surabaya, CNN Indonesia -- Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU), Kantor Wilayah Kementerian Agama (
Kemenag) Jawa Timur, Jamal menanggapi dugaan
penipuan haji jalur cepat yang menimpa 59 calon
jemaah haji. Dia membantah ada pegawai di Kanwil Kemenag Jatim yang terlibat dugaan penipuan tersebut.
Jamal menyayangkan penipuan itu bisa terjadi. Menurutnya sistem sistem keberangkatan haji di Kemenag Jatim tak mungkin bisa melayani percepatan pemberangkatan seperti itu. Lantaran segala sesuatunya sudah diatur dalam Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).
"Sistem kita sudah canggih, sekarang Siskohat itu sudah enggak bisa dibuat main-main, aturannya sangat ketat, jangankan ada orang mau masuk tanpa daftar, wong nama salah satu huruf saja kelihatan," kata Jamal, saat dikonfirmasi, Selasa (6/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun memastikan bahwa tak ada pegawai dari Kanwil Kemenag yang terlibat dalam praktik lancung tersebut. Sebab seluruh sistem juga telah terintegrasi dengan pusat. Maka itu jika ada yang mau berbuat curang, sudah barang tentu hal tersebut akan cepat diketahui.
Jamal menyebut, praktik tersebut hanyalah akal-akalan orang di luar Kemenag yang tak bertanggung jawab. Orang tersebut memanfaatkan musim haji ini untuk meraup keuntungan.
"Itu kan ulahnya mereka (pelaku), modus, orang Kemenag siapa? Ya nggak mungkin lah. Kalau ada orang Kemenag (yang terlibat) itu bodoh, dan bunuh diri," kata Jamal.
Lebih lanjut Jamal menjelaskan di Kemenag juga tak ada program percepatan keberangkatan bagi jemaah calon haji. Jika ada, hal itu hanya berlaku untuk jemaah lansia dan jemaah ahli waris atau pengganti. Itupun juga disertai dengan syarat dan aturan yang ketat.
"Antreannya panjang itu mas, harus sesuai antrean, kemudian ada (syarat) lansia, atau pengganti orang wafat, keluarganya, ahli warisnya, itu kan sudah tersistem semua. Jadi tiddak ada percepatan semacam itu," katanya.
Ia pun menyayangkan sikap jemaah yang mengambil jalan pintas dan tak mau mengantre sesuai dengan giliran tahun keberangkatannya tersebut. Seharusnya, jika mendapatkan tawaran semacam itu, jemaah harusnya segera melaporkan hal itu ke Kemenag.
"Menyedihkan itu ya, menyedihkan kenapa kok masih ada jemaah yang sepeti itu, mbok ya tanya ke Kemenag kan yo enak gitu ya. Pas daftar kan sudah dikasih tahu porsinya bapak ibu sekian, insyaallah (berangkat) sekitar tahun sekian," ucapnya.
Sebelumnya, sejumlah 59 calon jemaah haji dari berbagai daerah di Jawa Timur menjadi korban dugaan penipuan bermodus pemberangkatan haji lebih cepat. Syaratnya mereka diminta membayar biaya tambahan hingga puluhan juta rupiah per orang.
Salah satu korbannya adalah Ichwanul Hakim. Ia bersama korban lainnya melaporkan dugaan penipuan tambahan biaya keberangkatan haji tersebut ke Polda Jatim.
Mereka melaporkan seseorang bernama M Junaedi, yang disebut-sebut sebagai agen pemberangkatan haji dan bekerja sama dengan Saiful yang mengaku orang dari Kementerian Agama. Total Rp550 juta dari kantong 59 calon jemaah ini melayang begitu saja akibat penipuan ini.
[Gambas:Video CNN] (frd/osc)