Penggunaan bambu runcing oleh laskar tak dipungkiri, karena faktor keterbatasan senjata yang mereka miliki. Meski begitu, Andi Achdian menerangkan bambu runcing itu sebenarnya tidak benar-benar digunakan dalam perang melawan musuh atau penjajah.
Hanya segelintir peristiwa saja yang kemudian menunjukkan bambu runcing digunakan sebagai senjata dalam perang. Tak hanya itu, penggunaan bambu runcing biasanya juga hanya terbatas untuk merebut senapan atau senjata yang lebih canggih milik lawan.
Andi Achdian menilai, bambu runcing lebih kepada suatu simbol yang digunakan untuk membangkitkan semangat masyarakat Indonesia dalam perlawanan terhadap para penjajah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dibuat citra bahwa ini adalah satu perang rakyat, keterlibatan rakyat, lebih melayani simbol dibanding perang terbuka karena enggak mungkinlah bambu runcing melawan senjata modern," tutur pria yang juga tercatat sebagai Managing Editor
Jurnal Sejarah tersebut.
Pada perang Kemerdekaan 1945, di tengah minimnya persenjataan, pejuang Indonesia ada yang menggunakan bambu runcing. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat) |
Hal itu pun disepakati Sejarawan kontemporer, Rushdy Hoesein, saat ditemui di kawasan Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat.
"Simbol untuk mengangkat semangat perjuangan," katanya, Kamis (15/8).
Jenderal Besar TNI (Purn) Abdul Haris Nasution, saat diwawancara majalah
Humor mengonfirmasi perihal penggunaan bambu runcing saat perang kemerdekaan.
'
... Adalah setengah mitos, di minggu-minggu pertama merdeka, maka rakyat dengan bambu runcing seakan-akan pagar betis dan menjadi kekuatan untuk memaksa pejabat di kantor, lingkungan, pabrik, dan lain-lain agar taat kepada RI. Tapi, pada pertempuran real, bambu runcing itu lebih banyak jadi senjata semangat,' ujar Nasution menjawab wawancara majalah
Humor pada 1992 silam dikutip dari buku
Bisikan Nurani Seorang Jenderal (1997).
(dis/kid/sur)