Rasialisme pada Warga Papua, Polisi Periksa Korlap dan Ormas

CNN Indonesia
Jumat, 23 Agu 2019 15:18 WIB
Polda Jatim memeriksa eks caleg Gerindra Tri Susanti dan sejumlah anggota ormas yang ikut mengepung Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.
Korlap aksi pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Tri Susanti mulai diperiksa sebagai saksi di Polrestabes Surabaya dalam dugaan kasus rasialisme (Foto: Dok. Istimewa)
Surabaya, CNN Indonesia -- Polrestabes Surabaya mulai memeriksa Tri Susanti atau Susi yang mengaku sebagai koordinator lapangan (korlap) aksi pengepungan Asrama Mahasiswa Papua serta sejumlah anggota ormas untuk mengusut kasus rasialisme. Mereka diperiksa sebagai saksi pada hari ini, Jumat (23/8).

Diketahui, pengepungan Asrama Mahasiswa Papua merupakan salah satu penyebab dari sejumlah aksi unjuk rasa di Papua dan Papua Barat.

"Betul, termasuk Susi pemeriksaannya di Polrestabes. Belum ada hasilnya, masih baru pemeriksaannya kok," tutur Kepala Bidang Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi, Jumat (23/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Susi mengaku sebagai korlap aksi pengepungan Asrama Mahasiswa Surabaya di Jalan Kalasan, Surabaya pada Jumat lalu (16/8). Dia meminta maaf jika ada lontaran pernyataan bernada rasialisme dari peserta aksi.
Dia kala itu mengaku hanya ingin menegakkan bendera Merah Putih yang diduga dirusak oleh mahasiswa Papua. Tidak ada maksud untuk menyerang mahasiwa Papua dengan lontaran-lontaran pernyataan rasialisme.

Susi sendiri merupakan mantan caleg DPRD Surabaya dari partai Gerindra. Susi pun sempat menjadi saksi kubu Prabowo-Sandi dalam sidang perselisihan hasil pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi.

Dia juga terdaftar sebagai anggota Forum Komunikasi Putra-putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI). Namun, FKPPI baru saja mencabut status keanggotaan Susi.

Barung mengatakan pihaknya juga menggali keterangan dari sejumlah anggota ormas yang diduga terlibat dalam pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya. Namun, ia belum mau membeberkan nama ormas-ormas yang bersangkutan.

Barung mengatakan langkah itu dilakukan dalam rangka menuntaskan kasus rasialisme yang terjadi di Asrama Mahasiswa Papua, Surabaya. Dia mengklaim tidak akan tebang pilih dalam menjalankan proses hukum.

"Iya pasti, karena ini sesuai perintah Presiden, perintah Kapolri terkait rasisme harus dituntaskan. Siapapun juga, mau TNI, Polri, mahasiswa, apalagi cuma OKP saja," ujar Barung.

Meski begitu, enggan bicara banyak soal oknum tentara yang diduga terlibat pengepungan. Saat ditanya siapa pihak oknum tentara yang akan diperiksa, Barung enggan menjelasakan dengan rinci. Menurutnya hal itu akan dijelaskan sendiri oleh pihak TNI.

"Kalau (pemeriksaan oknum) TNI tanyakan sama Kapendam," pungkasnya.
Diketahui, aksi pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya diwarnai lontaran pernyataan rasialisme pada Jumat lalu (16/8). Video saat kejadian berlangsung beredar luas di media sosial.

Kejadian itu lalu berbuntut panjang. Masyarakat Papua dan Papua Barat menggelar aksi protes. Warga di Manokwari, Sorong, Jayapura, dan Fakfak serta Mimika turun ke jalan. Mereka menuntut oknum pelontar pernyataan rasialis diusut tuntas.

Terkini, polisi sempat terlibat baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Wamena, Papua. Kontak senjata terjadi pada pukul 10.00 WIT, Jumat (23/8).
[Gambas:Video CNN] (bmw/frd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER