Palembang, CNN Indonesia -- Kebakaran hutan dan lahan (
karhulta) terjadi di tiga kabupaten
Sumatera Selatan sejak Sabtu (31/8). Hingga Senin (2/9), tim darat maupun udara belum mampu memadamkan api sehingga asap terbawa angin hingga ke
Palembang.
Kabid Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPB) Sumsel Ansori berujar, karhutla terjadi di tiga kecamatan, yakni di Ogan Komering Ilir (OKI) menghanguskan lahan seluas 25 hektare, 1,5 hektare di Ogan Ilir, dan 20 hektare di Banyuasin. Kabut asap terbawa angin yang mengarah ke barat sehingga berdampak di Palembang karena lokasi tiga kabupaten tersebut berada di timur.
Selain itu, karhutla pun terjadi Lahat dan menghanguskan 4 hektare pada hari Sabtu (31/8), 0,5 hektare di Musi Rawas Utara, dan 6 hektare di Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Namun karhutla di tiga kabupaten tersebut tidak berdampak ke Palembang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang sulit dipadamkan di Pampangan, OKI. Itu lahan gambut yang tidak dikelola, lokasinya pun sulit dijangkau dari darat sehingga kita mengandalkan
waterbombing oleh helikopter," ujar Ansori.
Kabut asap yang berdampak di Palembang biasa terjadi menjelang malam hingga pagi hari. Suhu udara yang mendingin menyebabkan kabut asap turun dan mengganggu aktivitas masyarakat, khususnya di luar ruangan.
"Kabut asap ini kalau malam mulai terlihat meskipun tidak jelas. Namun di satelit sudah terdeteksi ada asap," ujar dia.
BPBD mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan saat terjadi kabut asap. Serta banyak minum air putih dan mengenakan masker saat berada di luar ruangan.
Sementara itu, tim dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pun telah melakukan penyemaian garam NaCl untuk teknik modifikasi cuaca (TMC). Sejak Jumat (30/8), sudah dilakukan 3 kali penyemaian sejumlah 2.400 kilogram garam NaCl di atas langit Banyuasin dan Musi Banyuasin. Namun upaya tersebut belum menghasilkan hujan hingga Senin (2/9) malam.
"Masih ada proses selanjutnya untuk TMC ini karena tidak bisa instan. Agak sulit memperkirakannya karena arah angin pun menentukan. Belum tentu garam disemai di satu titik dan hujannya turun di titik yang sama," ujar Ansori.
Sepanjang 2019 hingga 1 September, terdata sudah 2.006.41 hektare lahan terbakar di Sumatera Selatan. Karhutla diprediksi masih akan terus terjadi sepanjang musim kemarau berakhir pada Oktober mendatang.
[Gambas:Video CNN] (idz/rea)