Jakarta, CNN Indonesia --
Pada 2006, Wahyudi muda mendaftarkan diri untuk menjadi petugas jalur hijau di Dinas Pertamanan DKI Jakarta (sekarang Dinas Kehutanan DKI Jakarta).
Berbekal pengetahuan dari orang tua dan ajakan sanak saudara, Wahyudi pun menggeluti dunia pertamanan hingga kini.
Tidak sulit bagi Wahyudi untuk menyesuaikan diri dengan dunia itu karena saat muda dirinya sudah sering ikut bercocok tanam dengan sang ayah.
Satu-satunya penyesuaian yang perlu dilakukan hanya berpindah dari tanaman berbuah ke tanaman yang tugasnya mempercantik kota.
Sebelum menerima pekerjaan itu, Wahyudi sempat berkonsultasi dengan keluarganya.
Meski orang tua ingin Wahyudi memiliki nasib yang lebih baik dari mereka, tapi mereka tetap mendukung pilihan pekerjaan yang diambil oleh anaknya.
Satu duka yang sering dirasakan Wahyudi adalah jika tanaman yang dia dan teman-temannya urus diinjak-injak oleh masyarakat, khususnya saat ada unjuk rasa.
Menurut Wahyudi hal-hal seperti itu bisa membuat dia harus begadang untuk membenahi taman agar keesokan harinya taman-taman itu bisa kembali cantik dan enak dilihat.
Aktivitas yang sama selama 13 tahun akhirnya menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan, khususnya taman, dalam diri Wahyudi.
Rasa cinta itu jugalah yang membuat Wahyudi masih bertahan di pekerjaan itu dan belum ada niat untuk berhenti mempercantik taman-taman Ibu Kota.