Puluhan Babi di Sumut Mati Mendadak, Diduga Akibat Kolera

CNN Indonesia
Selasa, 15 Okt 2019 13:56 WIB
Pemerintah Tapanuli Utara, Sumut, menyebut setidaknya sudah 52 ekor babi mati diduga akibat terjangkit virus kolera.
Ilustrasi babi. (skeeze/Pixabay)
Medan, CNN Indonesia -- Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Sondang Ey Pasaribu menyebut virus kolera babi atau hog cholera sudah merebak di wilayahnya.

Menurut dari laporan petugas Kecamatan Siatas Barita, Tapanuli Utara, ternak Babi yang mati akibat virus kolera babi sudah mencapai 52 ekor.

"Virus ini pertama sekali merebak di Eropa sebelum akhirnya sampai ke Indonesia. Babi yang terkena virus ini mengalami gejala demam, menggigil, kotoran mengeras, kurang nafsu makan hingga di sekitar telinga berwarna merah kebiruan," ungkap Sondang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mencegah virus tidak menular ke ternak babi yang lain Pemkab Tapanuli melalui Dinas Pertanian sudah melakukan vaksinasi ke ternak yang belum tertular.

"Kita juga sudah melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk melaksanakan sanitasi dan desinfeksi kandang, tidak memotong ternak yang tertular, membawa ternak dari daerah tertular, serta mengubur ternak yang mati, bukan membuangnya ke sungai," tegasnya.

[Gambas:Video CNN]
Pihaknya juga sudah membuat surat edaran ke seluruh Camat, Kepala Desa, serta Majelis Gereja untuk mengantisipasi meluasnya penularan virus ini. Dia mengimbau warga yang ternaknya mati agar dikubur, bukan dibuang sembarangan.

"Karena bangkai apapun kalau dibuang sembarangan bisa menimbulkan penyakit lain bagi manusia. Virus ini hanya menular pada babi, tidak menyerang manusia. Namun masyarakat diimbau untuk tidak makan daging babi yang terkena virus Hog Cholera," paparnya.

Kepala Desa Simorangkir, Hardi Saut Simorangkir, mengatakan salah satu daerah terparah yang terserang virus babi yakni berada di Desa Simorangkir Habinsaran, Kecamatan Siatas Barita, Taput. Setiap harinya, ada saja babi milik warga yang mati.

"Kami resah dengan kematian ternak kami. Setiap hari ada saja babi kami di sini yang mati," kata Hardi.

Menurut dia, masyarakat di sana sudah banyak yang mengeluh kepadanya. Sebab virus ini menyerang babi dengan cepat hingga babi di sana mati mendadak. Puluhan babi mati dalam dua pekan terakhir.

"Gejalanya babi itu gemetar lalu mati. Dalam dua pekan ini, ada 30 lebih kalau tidak salah tiba tiba mati diserang virus itu. Sejauh ini Pemkab Taput sudah datang memberikan vaksin," paparnya.

(arh/fnr/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER