Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan
Prabowo Subianto belum spesifik membahas rencana kunjungan ke
Amerika Serikat saat bertemu Duta Besar AS Robert R Donovan Jr di Gedung Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (12/11).
Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik, Sosial Ekonomi dan Hubungan Antar Lembaga sekaligus Juru Bicara, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut keduanya banyak membahas soal isu-isu pertahanan secara global.
Dahnil mengatakan dalam pertemuan tersebut belum ada pembicaraan terkait kunjungan maupun insiden pencekalan yang pernah dialami Prabowo sebelumnya.
"Secara spesifik belum (soal kunjungan). Nanti pembicaraan terkait dengan itu juga masih bicara hal yang global, isu pertahanan global dan regional," kata Dahnil di Gedung Kementeriam Pertahanan, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dahnil mengatakan pertemuan tersebut lebih bersifat kunjungan kehormatan mengingat Prabowo adalah menteri pertahanan yang baru dilantik beberapa pekan lalu.
"Ya biasa ini kan kehormatan Pak Prabowo adalah Menhan baru, biasanya ada kunjungan kehormatan dari pihak kedubes," katanya.
"Tadi, kedubes AS ya tentu pertama perkenalan pasti dan kemudian juga bicara hal yang sifatnya pertahanan global, isu pertahanan global dan regional. Jadi, seperti apa kondisi pertahanan keamanan global dan regional dan banyak diskusi terkait dengan itu," jelasnya.
[Gambas:Video CNN]Sebelum menjabat Menteri Pertahanan, Prabowo pernah ditolak masuk ke Amerika Serikat pada 2000. Saat itu Prabowo hendak menghadiri wisuda putranya, Ragowo Hediprasetyo atau karib disapa Didit. Namun Prabowo justru ditolak untuk berkunjung ke negara Paman Sam itu.
Larangan kunjungan Prabowo ini diduga berkaitan dengan dugaan pelanggaran HAM berat dalam kasus kerusuhan Mei 1998 dan penculikan sejumlah aktivis mahasiswa. Prabowo sendiri telah membantah semua tuduhan yang dilayangkan kepadanya.
Selain dengan Duta Besar Amerika Serikat, Prabowo juga bertemu dengan Duta Besar Arab Saudi Esam A. Abid Althagafi dan juga dengan Wali Nangroe Aceh.
(tst/gil)