Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nadiem Makarim mengaku sempat ketakutan ketika menulis naskah pidato untuk memperingati
Hari Guru Nasional yang sempat viral dan dikomentari banyak pihak.
Nadiem takut karena tidak yakin mampu menyelesaikan persoalan yang dia tulis dalam naskah pidato tersebut.
"Terus terang saya ketakutan sih nulis pidato seperti itu, karena bayangin saya harus menyebut suatu opini personal tapi sebagai Menteri Pendidikan tanpa kepastian apakah saya bisa membenarkan (menyelesaikan) ketidakadilan itu," kata Nadiem di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Sabtu (30/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nadiem pun mengaku belum tahu bagaimana cara membenahi berbagai persoalan di dunia pendidikan yang dia tulis melalui teks pidato dua halaman saat hari pendidikan itu.
Meski demikian, dia yakin bahwa semua persoalan yang ada adalah tanggung jawab semua pihak yang berkepentingan. Dengan demikian, harus pula diselesaikan bersama-sama.
"Saya enggak tahu gimana dulu cara benerinnya (menyelesaikannya). Tapi punya keyakinan itu adalah tanggung jawab kita bersama," kata dia.
Nadiem tidak ingin memberikan janji muluk apa pun. Dia hanya ingin memajukan bidang pendidikan sesuai dengan permasalahan yang perlu diselesaikan.
Nadiem ingin bekerja optimal sejak diberi kepercayaan mengisi jabatan sebagai Mendikbud oleh Presiden Joko Widodo.
"Karena mekanismenya nanti berubah. Menurut saya harus semakin banyak aktivitas yang seharusnya dikerjakan pemerintah bisa digerakkan
civil society," kata dia.
[Gambas:Video CNN]Naskah pidato Nadiem untuk dibacakan di Hari Guru Nasional 2019 yang diperingati tiap 25 November viral di media sosial. Banyak pihak yang menyoroti naskah pidato Nadiem tersebut.
Dalam naskah itu, Nadiem menjelaskan bahwa guru mengemban tugas yang sulit karena harus menempa generasi muda. Di sisi yang lain, guru juga memiliki tugas-tugas yang bersifat administratif.
Karenanya, dia meminta guru untuk berani melakukan perubahan. Misalnya dengan mengajak kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar penjelasan. Berikan pula kesempatan murid untuk mengajar.
Selain itu, Nadiem juga meminta guru untuk menemukan bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri. Program bakti sosial juga perlu dilakukan dan melibatkan seluruh komponen sekolah.
"Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan," tutur Nadiem seperti dikutip dari 'Pidato Mendikbud pada Upacara Bendera Peringatan Hari Guru Nasional 2019' di situs Kemendikbud, Sabtu (23/11)..
"Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukan secara serentak, kapal besar bernama Indonesia pasti akan bergerak. Selamat hari guru," ucapnya.
(tst/bmw)