Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf Kepresidenan
Moeldoko meminta pemerintah daerah mencegah kehadiran spekulan tanah di lokasi
ibu kota negara baru. Ibu kota baru akan dibangun di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
"Bagaimana mengatur, atau mengendalikan spekulan-spekulan. Harusnya pemda," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (10/12).
Moeldoko menyatakan pemda juga harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pembangunan ibu kota baru ini. Ia meminta masyarakat tak perlu khawatir soal pembangunan ibu kota baru tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu kan pemda harusnya dong, pemda yang aktif untuk sosialisasi kepada masyarakat," ujarnya.
Sebelumnya, salah seorang warga adat Paser Balik, Marice mengatakan banyak orang dari luar Penajam Paser Utara yang berburu tanah sejak ibu kota baru ditetapkan pemerintah pada Agustus lalu.
"Ngeri sekarang di sini semenjak ditetapkan IKN (Ibu Kota Negara) gila jual tanah, kita dibikin kacau," kata Marice kepada
CNNIndonesia.com pada Selasa (3/12).
Marice adalah warga asli Kampung Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Menurut penuturannya, sudah banyak pengusaha dari Jakarta yang membeli tanah di Kecamatan Sepaku.
Akan tetapi, Marice menolak untuk menjual tanahnya seperti yang dilakukan orang lain.
"Di depan sana sudah ada yang lahan dibeli sama pengusaha Jakarta, kalau kita di sini (di kampung) tidak ada yang mau jual," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]Pernah suatu hari Marice didatangi seseorang suruhan pengusaha dari Jakarta. Orang itu ingin membeli 2 hektare tanah milik Marice. Tak tanggung-tanggung, Rp1 miliar per hektare siap dikucurkan.
Marice harus menghadapi orang-orang yang membujuknya agar rela menjual tanah. Mereka mengatakan bahwa cepat atau lambat Marice harus merelakan tanahnya ketika pembangunan ibu kota baru dimulai pada 2020 mendatang.
Marice cemas warga asli kehilangan identitas ketika ibu kota negara mulai pindah ke Penajam Paser Utara. Terlebih, generasi muda juga sudah mulai meninggalkan budaya setempat.
"Kalau bisa janganlah. Habis nanti budaya Paser Balik ini. sedangkan sekarang ini masih kayak begini sama budayanya sendiri, apalagi nanti jika benar-benar jadi ibu kota," ungkap Marice.
(fra/ain)