Jawa Timur Siap Implementasikan Pengganti Ujian Nasional

CNN Indonesia
Jumat, 13 Des 2019 03:24 WIB
Dinas Pendidikan meyakini guru-guru di Jawa Timur dapat menyesuaikan kebijakan Mendikbud terbaru karena sudah terlatih.
Ilustrasi pelaksanaan Ujian Nasional. (Foto: ANTARA FOTO/Maulana Surya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur mengaku bakal melakukan sejumlah penyesuaian, menyusul rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI yang akan mengganti Ujian Nasional (UN) dengan Assessmen Kompetensi 2021 mendatang.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Hudiyono mengatakan, jika nantinya UN diganti, maka kebijakan kelulusan akan ditentukan oleh sekolah. Guru pun diminta membuat alat ukur untuk penilaian kelulusan siswa.

"Bisa karakternya diukur tentu ada alatnya itu. Juga dari sisi literasinya, kecerdasan dia menerima informasi," ujarnya saat konferensi pers di Kantor Dindik Jatim, Kamis (12/12).
Hudiyono mengatakan, Jatim tak masalah apabila mekanisme UN diganti. Karena kebijakan tersebut diterapkan berdasarkan evaluasi yang ada.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga menyebut beberapa sekolah di Surabaya juga telah memiliki tolok ukur untuk menentukan siswanya berhak mendapatkan kelulusan, melalui sejumlah penilaian.

"Beberapa sekolah di Surabaya mengukur potensi anaknya ketika mengikuti pelajaran, berdasarkan standar isi kompetensi, itu sudah dilakukan," ucapnya.

Ia optimis guru-guru di Jatim, bisa menyesuaikan kebijakan Mendikbud ke depan. Mereka juga akan mendapat pelatihan dan pedoman dari kementerian.
"Guru sudah terlatih, jangan bilang tidak siap, mereka sudah terlatih ketika mengerjakan RPP, jadi RPP itu bagaimana guru membuat soal membuat indikator soal, menganalisa soal," kata Hudiyono.

Meski begitu, Hudiyono belum bisa membeberkan secara rinci teknis evaluasi pembelajaran pascadihapusnya UN. Ia mengaku masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dan petunjuk pelaksanaan (juklak) dari Kemendikbud.

"Belum ya, ini kan kebijakan ini baru tahun depan 2021. Tahun depan (2020) masih menggunakan UN," pungkasnya.  (frd/rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER