Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kantor Staf Kepresidenan,
Moeldoko mengatakan pemerintah tengah mengambil langkah-langkah diplomasi untuk menyelesaikan persoalan sengketa yang terjadi di wilayah
perairan Natuna.
Menurut Moeldoko pemerintah memiliki cara dan pendekatan sendiri untuk menyelesaikan sengketa Natuna dengan China yang memanas sejak beberapa hari terakhir. Pendekatan ini, kata dia, dilakukan dengan cara
soft (lembut) hingga
hard (keras).
"Pada dasarnya kan dua skala besar yang dilakukan. Ada pendekatan diplomasi atau pendekatan politik dengan melalui diplomasi. Diplomasi dimulai dengan yang
soft, sampai dengan yang
hard," kata Moeldoko ditemui usai mengikuti rapat koordinasi terkait KJN di Gedung Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (6/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada prinsipnya, tegas Moeldoko, kedaulatan Indonesia tak boleh diusik oleh negara mana pun. Dia bilang penanganan atas sengketa ini harus diselesaikan sesegera mungkin.
Dia pun menyebut jika diplomasi
soft dan
hard tak berjalan mulus maka akan ada penyelesaian lebih lanjut yang dilakukan oleh pemerintah.
"Nanti akan ada penyelesaian lebih lanjut, bentuknya apa, bentuknya ya pembicaraan tingkat tinggi. Bagi saya intinya kedaulatan tidak bisa dinegosiasikan," kata dia.
Moeldoko berkata pemerintah telah menyiapkan sejumlah antisipasi baik dari TNI maupun kementerian terkait Natuna. Sejumlah anggota TNI aktif pun telah ditempatkan di wilayah Natuna demi menjaga kedaulatan negara.
"Pendekatan militer atau keamanan, pertahanan keamanan. TNI sudah mengambil langkah antisipatif, dengan mengerahkan berbagai kekuatan untuk mengisi area itu. Sekarang diplomasinya menteri sudah melakukan langkah diplomasi. Saya pikir dua hal itulah yg menjadi penyelesaian di lapangan," kata dia.
Diketahui Indonesia telah melayangkan nota protes kepada China terkait kapal Coast Guard mereka yang memasuki perairan Natuna, Kepulauan Riau. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan telah memanggil Duta Besar China di Jakarta untuk menyampaikan protes tersebut.
"Kemlu telah memanggil Dubes Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Jakarta dan menyampaikan protes keras terhadap kejadian tersebut. Nota diplomatik protes juga telah disampaikan," kata Kemlu dalam rilis di web resmi kemlu.go.id, Senin (30/12).
[Gambas:Video CNN]TNI juga sudah siaga tempur terkait keberadaan armada China awal pekan ini. Operasi siaga tempur dilaksanakan Koarmada 1 dan Koopsau 1.
Berdasarkan rilis dari Puspen TNI, alat utama sistem senjata (Alutsista) yang sudah disiapkan yaitu 3 KRI, 1 pesawat intai maritim, dan 1 pesawat Boeing TNI AU. Sedangkan dua KRI masih dalam perjalanan dari Jakarta menuju Natuna hari ini.
Pun demikian dengan Bakamla yang sudah menambah kekuatan ke Natuna dalam menghadapi situasi tersebut.
(tst/wis)