Jakarta, CNN Indonesia -- Musikus
Judika Nalon Abadi Sihotang menegaskan tak terlibat dalam operasional aplikasi
investasi bodong beromzet ratusan miliar,
MeMiles. Pernyataan tersebut disampaikan oleh pihak manajemen.
Manajer Judika, Ichal menjelaskan hubungan artisnya dengan MeMiles hanya sebatas pengisi acara
off air di salah satu kegiatan pada beberapa waktu lalu.
"Tidak lebih dari itu," kata Ichal kepada
CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Jumat (10/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, Ichal melanjutkan, Judika pun tak terlibat dalam pemberian rekomendasi atau dukungan terhadap aplikasi tersebut. "
Endorsement pun tidak sama sekali. Jadi buat kami, memang tidak ada yang perlu diklarifikasi," lanjut dia lagi.
 Tersangka investasi bodong di Surabaya. (Dok. Istimewa) |
Sebelumnya Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) membeberkan identitas empat figur publik yang diduga berkaitan dengan MeMiles. Judika termasuk salah satunya. Sementara tiga lainnya adalah Eka Deli, Marcello Tahitoe dan, Adjie Notonegoro.
Dalam kasus ini, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Jawa Timur membongkar kejahatan investasi bodong melalui aplikasi bernama MeMiles, dengan omzet Rp 750 miliar. Polisi telah menetapkan dua tersangka yaitu KTM (47), warga Kelapa Gading, Jakarta Utara; dan FS (52), warga Tambora, Jakarta Barat.
Keduanya juga telah ditahan di Mapolda Jatim. Polisi turut menyita barang bukti uang tunai dari tersangka sebesar Rp50 miliar, delapan belas unit mobil, dua sepeda motor, dan beberapa aset berharga lainnya. Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan menuturkan, ada pula dana sebesar Rp 120 miliar yang masih mengendap di rekening tersangka.
Sementara itu, Dirkrimsus Polda Jatim Kombes Gidion Arif Setyawan menduga adanya puluhan figur publik lain yang juga terlibat dalam investasi bodong ini.
"Kalau figur publik kalau jumlah detail kita belum bisa datakan. Tapi ada lah puluhan ini ada artis. Bisa artis bisa yang dikenal oleh publik sebagai figur," kata Gidion.
Gidion juga mengatakan peran para figur publik ini juga beragam. Ada yang ikut menerima reward, ada yang ikut berinvestasi hingga ada pula yang hanya menerima
endorsement.
(ika/ain)