Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Bali, Ida Bagus Wisnuardhana menyatakan bahwa ratusan
babi yang mati sejak beberapa bulan terakhir diakibatkan oleh virus
African Swine Fever (ASF) atau
Demam Babi Afrika. Kementerian Pertanian sudah selesai tes laboratorium.
"Kami sudah terima informasi dari Kementerian Pertanian bahwa kematian babi di Bali karena ASF," ujar Wisnuardhana di Denpasar, Bali, Rabu (5/2).
Wisnu mengklaim ada 888 kasus babi mati di Bali hingga 31 Januari. Lalu kasus serupa terjadi dalam jumlah besar di Kabupaten Tabanan dan Gianyar, sehingga babi mati di seluruh Bali mencapai angka ribuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wisnu lalu meminta masyarakat agar tidak risau. Dia memastikan virus ASF yang diidap babi tidak akan menular ke manusia.
"Jadi yang perlu saya sampaikan, masyarakat jangan resah. ASF tidak bersifat menular ke manusia. Tinggal ikuti petunjuk petugas di lapangan," sarannya.
Wisnu mengaku pihaknya sudah mendapat bantuan disinfektan dari Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian. Nantinya, bantuan itu akan disebar kepada para peternak babi.
"Kami sudah sebar ke peternak sekaligus alat semprot. Supaya kandang disemprot agar virus ini dihilangkan," tuturnya.
[Gambas:Video CNN]Pemda Bali, lanjut Wisnu, juga telah menerjunkan tim untuk memberikan informasi kepada peternak dan masyarakat. Informasi yang diberikan yakni soal pentingnya kebersihan kandang dan makanan.
Pula, mengenai virus ASF yang tidak menular kepada manusia sehingga masyarakat tak perlu cemas.
"Tim sudah turun ke lapangan. Kemudian kami yakinkan ini tak menular ke manusia. Kami sekarang sedang persiapkan acara kampanye makan masakan babi," katanya.
Wisnu juga memberikan imbauan kepada peternak babi agar tidak sembarangan memberi pakan. Dia menduga begitu banyak kasus babi mati di Bali karena pakan yang diberikan berasal dari limbah.
"Makanan harus sehat. Kalau diberikan pakan dari limbah hotel, restoran, ketering, limbah rumah tangga supaya dimasak dengan baik, karena penularan bisa dari makanan dan kontak langsung," ujarnya.
(put/bmw)