Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi III
DPR RI dari Fraksi Partai
Demokrat Didik Mukrianto mengingatkan pemerintah jangan mengambil kebijakan seperti Presiden Amerika Serikat
Donald Trump yang memisahkan anak-anak migran dari orang tuanya.
Pernyataan itu ia sampaikan merespons sikap Presiden Joko Widodo yang membuka peluang untuk memulangkan anak-anak WNI eks ISIS ke Indonesia.
Menurutnya, memisahkan anak-anak WNI eks ISIS dari orang tuanya memiliki masalah dasar yakni terkait psikologis. Menurutnya, pemerintah perlu memikirkan pola penanganan anak-anak di bawah umur tersebut setelah dipisahkan dari orang tuanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan sampai seperti kebijakan yang diambil oleh Donald Trump, ketika banyak pengungsi Meksiko orang tuanya enggak boleh masuk tapi anak-anaknya diambil. Ini bakal menimbulkan persoalan baru terhadap anak-anak," kata Didik kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Jumat (14/2).
Dia pun meminta Jokowi mengkaji rencana tersebut secara hati-hati dan pertimbangan yang matang. Menurut Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat itu, Jokowi juga harus mengambil langkah yang sesuai dengan kebijakan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dalam persoalan pemulangan WNI eks ISIS.
"Penanganan ini butuh kejelian, kehati-hatian, dan pertimbangan matang yang tentu tidak lepas kemudian langkah-langkah dunia, langkah PBB dalam menangani persoalan ini," tuturnya.
 Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Nicholas Kamm/AFP) |
Sebelumnya, Jokowi membuka peluang untuk memulangkan anak-anak WNI eks ISIS ke Indonesia.
"Kita memang masih memberikan peluang untuk yang yatim, yatim piatu, yang ada berada pada posisi anak-anak. Tapi kita belum tahu apakah ada atau tidak ada, saya kira pemerintah tegas untuk hal ini," ujar Jokowi saat memberikan keterangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/2).
Dari data yang dimiliki, ia menyebut 689 WNI itu sudah termasuk dengan anak-anak. Jokowi telah meminta jajarannya untuk segera memverifikasi identitas setiap WNI itu.
"Dari identifikasi dan verifikasi ini nanti akan kelihatan," katanya.
[Gambas:Video CNN] (mts/pmg)