Kemenag Tak Lagi Beri Uang Tunai untuk Living Cost Calon Haji

CNN Indonesia
Selasa, 18 Feb 2020 19:15 WIB
Biaya hidup atau living cost jemaah haji akan diberikan dalam bentuk kartu debit yang juga berfungsi sebagai kartu identitas calon haji.
Ilustrasi calon jemaah haji. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Agama tak akan memberikan uang tunai untuk biaya hidup (living cost) jemaah haji 2020. Biaya hidup selama di tanah suci akan berbentuk artu debit.

Hal itu dikatakan Menteri Agama Fachrul Razi dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/2).

"Living cost kita enggak akan kasih tunai lagi, tapi kita berikan dalam bentuk kartu debit," kata Fachrul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan kartu debit ini sekaligus berfungsi sebagai kartu identitas. Pihaknya juga sudah mulai melakukan pelatihan dan bimbingan kepada masing-masing kepala regu maupun pimpinan kloter.

Menurut mantan Wakil Panglima TNI itu, penggunaan kartu debit itu dilatarbelakangi pengalaman ibadah haji sebelumnya. Jemaah haji, menurut dia, selalu beranggapan uang biaya hidup harus dihabiskan saat beribadah haji.

"Tapi, kalau dikasih dalam bentuk debit, mungkin akan dipakai secukupnya, dan dia bangga pulang masih ada isinya (uang)," jelasnya.

Sebelumnya, Kemenag dan Komisi VIII DPR RI menyepakati besaran rata-rata Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) Tahun 1441 H/2020 M atau biaya yang dibayar langsung oleh jemaah sebesar Rp35.235.602.

Dana itu mencakup biaya penerbangan, akomodasi di Makkah, dan uang saku atau living cost jemaah 1.500 Riyal atau sekitar Rp5,5 juta.

[Gambas:Video CNN]
Layanan Konsumsi

Selain penerapan kartu debit, Kemenag juga menyiapkan sejumlah tambahan pelayanan. Di antaranya, menambah layanan konsumsi di Makkah dari 40 menjadi 50 kali agar jemaah bisa fokus pada persiapan ibadah di puncak haji; menambah layanan Eyab (VIP Lounge) di Bandara Jeddah dan Madinah.

Kemenag juga telah meminta penambahan layanan toilet jemaah haji di Mina. Menurut dia, Arab Saudi saat ini tengah membangun 60 ribu toilet di kota lokasi pelemparan jumrah itu.

"Menag sudah melobi Menteri Haji Arab Saudi agar memprioritaskan pembangunan toilet tersebut pada kawasan tenda jemaah haji Indonesia. Bertambahnya toilet akan mengurangi antrian jemaah haji," kata dia.

Fachrul menambahkan tahun ini pemerintah juga akan mengalokasikan kuota sebesar 1 persen untuk jemaah lanjut usia (lansia). Menurutnya, ada tiga kategori yang akan mengisi kuota 1 persen lansia tahun ini. Yakni usia di atas 95 tahun dan masa tunggu 3 tahun, yang berjumlah 441 orang.

Kemudian, lansia berusia 85-95 tahun dengan masa tunggu 5 tahun sebanyak 1.505 orang, dan terakhir, kategori lansia usia 75-85 tahun dengan masa tunggu 10 tahun berjumlah 94 jamaah.

"Kuota 1 persen ini di luar jemaah haji lansia yang memang akan berangkat tahun ini. Data Siskohat (Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu), total ada kurang lebih 33 ribu jemaah lansia yang berhak lunas tahun ini sesuai urutan porsinya," ujarnya.

"Jadi, jika digabungkan total akan ada sekitar 35 ribu jemaah haji lansia yang berangkat tahun ini," lanjut Fachrul.

(dmi/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER