Jakarta, CNN Indonesia -- Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut 12 titik di sungai Jakarta berpotensi
banjir karena belum
dinormalisasi.
"Ada 83 titik lokasi banjir, 12 titik [banjir] di lokasi yang belum dinormalisasi," kata Ketua BBWSCC Bambang Hidayah, di Balai Kota Jakarta, Senin (24/2) dikutip dari
Antara.BBWSCC mencatat ada 83 titik banjir di Jakarta pada Minggu (23/2). Sebanyak 12 titik di antaranya merupakan aliran sungai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memaparkan 11 titik yang belum dinormalisasi berlokasi di Sungai Sunter (delapan titik), Sungai Cakung (dua titik) dan Sungai Pesanggrahan (satu titik).
Sementara, satu titik yang sudah dinormalisasi di Kali Sentiong banjir karena kebocoran pada dinding beton alias
sheet pile.
Sebanyak 71 titik sisanya merupakan kawasan sistem drainase, seperti permukiman atau jalan-jalan dekat saluran air atau drainase.
Soal perkembangan pembangunan sodetan Sungai Ciliwung, Bambang menyebut itu sudah mencapai 600 meter. Pencapaian ini masih kurang 660 meter dari total sodetan sepanjang 1,26 km dengan kapasitas 60 meter kubik/detik.
Jika sodetan terealisasi, Bambang menyebut setidaknya itu bisa mengendalikan debit air yang masuk ke Jakarta. Namun, dia menyebut itu butuh waktu untuk pembebasan lahan di Bidara Cina, terlebih setelah Pemprov DKI Jakarta kalah gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara.
[Gambas:Video CNN]"Mungkin ujung-ujungnya pergantian kerugian lah," kata Hidayah.
Ia menuturkan wilayah yang terkendala pembebasannya ialah di Bidara Cina, Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Pihaknya sendiri masih menunggu keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait lokasi pembebasan lahan untuk melanjutkan proyek sodetan Sungai Ciliwung itu.
"Menunggu penentuan lokasi dari Pak Gubernur untuk penerapan lokasi, lahan yang akan dibebaskan," kata Bambang.
(antara/arh)