Jakarta, CNN Indonesia --
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan persiapan Pulau
Sebaru Kecil terus dikebut untuk digunakan sebagai tempat observasi 188 WNI yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) World Dream.
Persiapan untuk Observasi dilakukan guna mencegah penyebaran virus
corona diklaim sudah mencapai 85 persen.
Hal ini dikatakannya saat meninjau langsung lokasi observasi bersama Kapolri Jenderal Idham Azis dan beberapa pejabat terkait, Kamis (26/2) siang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kesiapan sudah 85 persen, Saya mendapat informasi, terkait mess sudah siap, hanya tinggal fasilitas pendukung yang harus disiapkan hari ini," kata dia, Kamis (27/2).
Ia mengatakan, rencananya 188 WNI akan tiba di Pulau Sebaru Kecil pada Jumat siang (28/2). Mereka akan diobservasi selama 14 hari.
Hadi meminta agar para petugas gabungan memberikan kegiatan-kegiatan positif kepada para WNI yang menjalani observasi. Dia ingin ada perlakuan yang sama seperti saat observasi WNI dari Wuhan di Pulau Natuna beberapa waktu lalu.
"Saya ucapkan terima kasih atas kerjasamanya, sehingga pelaksanaan operasi kemanusiaan yang kedua setelah Natuna ini, dapat dilaksanakan dengan baik," ucap dia.
Hadi mengatakan akses transportasi laut dan udara juga akan disiapkan di Pulau Sebaru Kecil selama observasi dilaksanakan. Nantinya, itu akan dimanfaatkan untuk mengirim logistik dan obat-obatan.
Pantauan
CNNIndonesia.com di Pulau Sebaru Kecil, helipad dibuat agar bisa beroperasi selekas mungkin guna keperluan observasi.
 Panglima TNI Hadi Tjahjanto. (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra) |
"Hari ini kita lembur, agar besok yang datang bisa langsung masuk kamar," ucap dia.
[Gambas:Video CNN]Pulau Sebaru Kecil terletak di Kepulauan Seribu, Jakarta. WNI yang bekerja sebagai anak buah kapal World Dream sebanyak 188 orang akan diobservasi di sana.
Pulau Sebaru Kecil tak berpenghuni. Meski demikian, ada 8 bangunan yang bisa digunakan. Kondisinya pun terawat.
Tiga bangunan bakal dipakai sebagai tempat tinggal WNI pria, satu bangunan untuk tempat tinggal WNI wanita dan satu bangunan dipakai sebagai ruangan isolasi.
Kemudian, satu bangunan untuk ruangan karantina, satu bangunan untuk posko kesehatan dan satu bangunan untuk ruangan ring satu.
Dahulu, pada 2003-2007 dan berlanjut pada 2012, Pulau Sebaru Kecil dipakai sebagai tempat rehabilitasi para pecandu narkoba.
(bmw/yoa/bmw)