Maluku Utara, CNN Indonesia --
Kepolisian Daerah Provinsi Maluku Utara bakal menindak tegas pihak yang terbukti menyebabkan kerusakan lingkungan dalam kasus
kematian ratusan ikan di perairan Maluku Utara, tepatnya di pesisir Ternate dan Halmahera Selatan.
Direktorat Polairud Polda Maluku Utara telah mengambil sampel air laut dan bangkai ikan serta meminta keterangan warga pesisir. Penyelidikan dimulai dari Pulau Makian, Kabupaten Halmahera Selatan, tempat fenomena ini pertama kali muncul Senin (24/2) kemarin.
"Kami belum bisa berandai-andai apakah ikan mati akibat pencemaran lingkungan akibat aktivitas pertambangan, atau akibat aktivitas alam," ungkap Djarot, Kamis (27/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua masih dalam tahap penyelidikan dengan mengirim sampel ke lab Makassar. Karena yang kami lihat di Pulau Makian aktivitas pabrik tidak ada, operasional kapal besar juga enggak ada," imbuh dia.
Bangkai ikan berbagai jenis masih terapung di permukaan maupun bawah laut pesisir Ternate dan Halmahera Selatan. Di permukaan laut, bau busuk bangkai ikan juga mulai tercium.
Pihak kepolisian menegaskan akan mengambil tindakan tegas jika terbukti ada kesengajaan pihak tertentu yang mengakibatkan kematian ratusan ekor ikan tersebut
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate ikut mengirimkan sampel ikan yang mati ke laboratorium di Manado, Sulawesi Utara.
"Kami bekerja sama dengan DLH Provinsi, Dinas Kesehatan dan kepolisian sudah mengambil sampel di koordinat kedalaman 25 meter sampai 40 meter, kami kirim ke lab Manado untuk memastikan penyebab ikan mati," tutur Kepala Bidang Pencemaran dan Pengrusakan Dampak Lingkungan (DLH) Ternate, Syafiudin Wilan.
Fenomena perubahan warna air laut dan ratusan ekor ikan mati misterius pertama kali muncul di perairan Pulau Makian, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Ratusan ikan mati mengapung di pesisir pantai.
[Gambas:Video CNN]Tak lama, fenomena serupa muncul di perairan Kota Ternate, tepatnya di area pantai Falajawa. Sejumlah penyelam menemukan beragam jenis hewan laut mati hingga kedalaman 12 meter di bawah permukaan laut.
Jenis hewan laut yang mati tersebut diketahui mulai dari damselfish, trumpetfish, goatfish, scorpion fish, gurita dan pontoh's pygmy seahorse.
Demi keselamatan, pihak berwenang juga melarang warga mengambil dan mengonsumsi ikan-ikan mati yang terdampar di pesisir pantai.
(wis)