Surabaya, CNN Indonesia -- Massa
buruh dan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa menolak
Omnibus Law RUU Cipta Kerja di Bundaran Waru,
Surabaya, Jawa Timur, Rabu (11/3). Aksi massa yang tergabung dalam Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jawa Timur itu membuat Bundaran Waru lumpuh total.
Pantauan
CNNIndonesia.com di lokasi, arus lalu lintas kendaraan dari Surabaya menuju Sidoarjo maupun sebaliknya terhenti karena ribuan massa menumpuk di area Bundaran Waru. Kemacetan panjang pun terjadi.
Usai menutup arus lalu lintas di Bundaran Waru, massa Getol kemudian bergerak menuju frontage road atau jalan paralel di sisi barat Jalan Ahmad Yani, Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Massa Getol lalu memblokade frontage road. Mereka kemudian menggelar mimbar bebas dan orasi. Sementara kendaraan yang melintas diarahkan kepolisian ke arah jalan protokol.
Salah satu orator mengatakan pihaknya menolak dengan tegas rencana pemerintah pusat yang hendak melakukan pembahasan dan pengesahan Omnibus Law.
"Omnibus Law adalah pintu perbudakan modern," kata orator.
Ketum FSKEP KSPI, Sunandar mengatakan hari ini pihaknya memang sengaja melakukan aksi di perbatasan Surabaya-Sidoarjo, tepatnya di Bundaran Waru.
"Bundaran Waru strategis untuk menyampaikan ke masyarakat bahwa Omnibus Law harus dilawan," kata Sunandar di lokasi aksi.
Ia mengatakan, aksi ini dilakukan agar masyarakat mengerti bahwa Omnibus Law RUU Ciptaker merupakan ancaman bagi para pekerja di Indonesia. Salah satunya adalah soal sistem pengupahan.
Sementara itu kepolisian menerjunkan tiga ribu lebih personel untuk mengamankan jalannya aksi dan mengatur arus lalu lintas di sekitar Bundaran Waru.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, total 3.432 personel dikerahkan. Mereka berasal dari dua polres dengan back up Polda Jatim.
"Polres Sidoarjo 560 personel dan Polrestabes Surabaya 2.872 personel, back up Polda Jatim," ujar Truno dikonfirmasi.
(frd/osc)