DKI Sebut Sebaran Corona Berada di Pemukiman Tak Kumuh

CNN Indonesia
Jumat, 13 Mar 2020 02:03 WIB
DKI mengaku akan memitigasi agar penularan virus corona tidak terjadi di daerah yang lebih luas.
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Pemukiman DKI Jakarta Sri Suharti menjelaskan ada sejumlah kriteria persebaran virus corona di Ibu Kota. Dari hasil pengumpulan informasi dari para pasien, ditemukan bahwa persebaran banyak terjadi di pemukiman yang justru tidak padat penduduk.

"Kami juga temukan bahwa untuk saat ini, mudah-mudahan tidak terjadi sebaliknya, bahwa masih banyak terjadi di pemukiman yang bukan pemukiman kumuh," kata Sri di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (12/3).

Ditemukannya hasil demikian, Sri mengatakan DKI langsung memitigasi agar penularan tidak terjadi di daerah yang lebih luas. Sri mengatakan kejadian akan semakin bahaya jika penyakit tersebut masuk ke daerah padat penduduk dan kumuh.


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akan lebih bahaya kalau masuk ke wilayah (pemukiman) padat penduduk, karena sirkulasi udara yang tidak bagus, penduduk yang dalam kondisi rumah yang tidak baik, tidak punya fasilitas di rumah untuk melakukan self quarantine (isolasi diri) dan sebagainya," jelas dia.


Selain dari wilayah tinggal, Sri juga mengatakan DKI mendapatkan hasil bahwa sebagian besar pasien memiliki kontak erat dengan pasien yang sebelumnya sudah ditetapkan positif. Kemudian, pasien Corona yang paling banyak ditemui ialah dengan gejala batuk.

"Data-data yang kami punya untuk dilakukan modelling simulasi untuk memitigasi lebih lanjut. Seperti misalnya menggunakan data riwayat kontak dengan pasien positif, ada batuk, pilek, sakit tenggorokan, nyeri dan sebagainya. Termasuk (data) umur," beber dia.


Terakhir, Sri juga memaparkan terkait data potensi penyebaran virus Corona di transportasi umum yakni di KRL, MRT hingga Transjakarta. Kemudian, Sri bilang pihaknya menghubungkan dengan data-data potensi persebaran lainnya.

"Karena teman-teman juga tahu persebaran ada di Depok, ada di Kemang, dan sebagainya. Itu kami lakukan untuk melakukan mitigasi lebih lanjut supaya tahu apa yang akan kita kerjakan dengan lebih baik lagi," tutup dia.


Diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kemarin membenarkan DKI memiliki data terkait potensi persebaran virus di KRL. Dari data yang ditunjukkan, KRL JAlur 2 dengan rute Kota-Depok-Bogor menjadi jalur dengan yang potensi yang paling riskan penyebaran virus Corona.

Namun pihaknya menegaskan bahwa data itu hanyalah potensi dan hasil pemetaan dari data pasien yang ada.


Sampai dengan hari ini, sudah ada sebanyak 3.892 orang yang menghubungi call center DKI. Kemudian orang yang berada di dalam pemantauan (ODP) adalah 98 orang dan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) pada posisi kemarin sore adalah 103 orang. (ctr/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER