Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan meminta warga Jakarta mematuhi imbauan Presiden
Joko Widodo untuk memulai
bekerja dari rumah. Imbauan ini untuk mencegah penularan virus corona (Covid-19).
Seperti diketahui, imbauan Jokowi tak lantas membuat kepadatan para pekerja di sejumlah transportasi umum surut pada Senin (16/3). Padahal, beberapa moda transportasi telah melakukan pembatasan daya angkut, misalnya, MRT membatasi 60 penumpang dalam satu kereta atau 360 orang per rangkaian kereta.
"Mari semua yang di Jakarta ikut melaksanakan arahan Presiden @Jokowi: kerja dari rumah," kata Anies lewat unggahannya di akun Instagram pribadinya, Senin (16/3).
Dalam unggahannya itu, Anies me-
repost unggahan Jokowi di Instagram. Anies juga menulis ulang pesan yang disampaikan Jokowi dalam unggahan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, Presiden Joko Widodo meminta agar masyarakat melakukan aktivitas di rumah.
[Gambas:Instagram]"Kepada seluruh rakyat Indonesia saya harap tenang, tetap produktif agar penyebaran Covid-19 ini bisa kita hambat dan kita setop. Dengan kondisi ini, saatnya kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah," kata Jokowi dalam konferensi pers, Minggu (15/3).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta kepada para kepala daerah membuat kebijakan sesuai kondisi daerahnya masing-masing menyangkut proses belajar dari rumah bagi pelajar/mahasiswa.
"Dengan tetap memberi pelayanan kepada masyarakat, dan menunda kegiatan yang melibatkan orang banyak," ungkap Jokowi.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian |
Pembatasan angkutan umum dinilai justru menjadi polemik di masyarakat. Antrean penumpang dilaporkan terjadi di sejumlah halte transjakarta, stasiun kereta rel listrik (KRL) dan moda raya terpadu (MRT). Antrean ini disesalkan penumpang mengingat ada wabah corona ada ada imbauan untuk menghindari kerumunan.
Veronica penumpang KRL di Stasiun Bogor mengatakan antrean cukup panjang terjadi di stasiun tersebut. Menurutnya di gerbang
tap in, ada pengukuran suhu tubuh.
"Antreannya mengular dan enggak tertib, hanya ada tiga
thermal scanner yang digunakan di depan pintu tap in, itu pun petugasnya kelihatan enggak siap," ujarnya kepada
CNNINdonesia.com, Senin (16/3).
(dmi/ain)