Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi V DPR RI Irwan menyebut kebijakan pragmatis yang diambil pemerintahan
Joko Widodo dalam menyikapi penyebaran
virus corona (covid-19) merupakan penyebab antrean mengular di sejumlah halte bus Transjakarta, stasiun kereta rel listrik (KRL), dan Moda Raya Terpadu (MRT).
Menurutnya, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tidak fokus untuk mengantisipasi penyebaran virus corona lebih luas dan terlihat masih ingin agar pertumbuhan ekonomi tidak terganggu.
"Begitulah jika kebijakan penanganan corona pragmatis. Pemerintah ingin dua-duanya aman dan dijalankan, ingin pertumbuhan ekonomi tidak terganggu dan di sisi lain ingin corona ditangani. Akhirnya, dua-duanya tidak fokus," kata Irwan kepada
CNNIndonesia.com, Senin (16/3).
Dia mendesak agar pemerintah mengambil sebuah langkah tegas dengan mengutamakan keselamatan masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ketua DPP Partai Demokrat itu, imbauan Presiden Jokowi agar masyarakat melakukan aktivitas di rumah seharusnya diikuti dengan perintah untuk melakukan
lockdown atau penutupan akses wilayah terdampak virus corona.
[Gambas:Instagram]
Irwan menambahkan, perintah dari pemerintah untuk melakukan
lockdown dibutuhkan agar masyarakat yang berprofesi sebagai karyawan atau pekerja memiliki alasan yang jelas untuk bekerja dari rumah tanpa harus mengalami pemotongan upah atau gaji.
"Sehingga para buruh pekerja punya legal standing yang jelas untuk beraktivitas dari rumah dan tidak mempengaruhi kesejahteraan mereka," tutur Irwan.
Antrean penumpang dilaporkan terjadi di sejumlah halte bus Transjakarta, stasiun KRL, dan MRT. Antrean ini disesalkan penumpang mengingat ada wabah corona ada imbauan untuk menghindari kerumunan.
[Gambas:Video CNN]Veronica penumpang KRL di Stasiun Bogor mengatakan antrean cukup panjang terjadi di stasiun tersebut. Menuruttnya di gerbang tap in, ada pengukuran suhu tubuh.
"Antreannya mengular dan enggak tertib, hanya ada tiga thermal scanner yang digunakan di depan pintu
tap in, itu pun petugasnya kelihatan enggak siap," ujarnya kepada
CNNINdonesia.com.Pemberlakuan pengecekan suhu tubuh di pintu masuk stasiun dilakukan dalam rangka menanggulangi infeksi virus corona. PT Transjakarta juga menerapkan social distance untuk mengurangi penyebaran infeksi virus corona dengan cara mengurangi jumlah armada bis yang dioperasionalkan.
PT Transjakarta mengumumkan melalui akun resmi twitternya @PT_Transjakarta mengurangi layanan Transjakarta, sehingga bis yang biasanya datang setiap lima menit sekali menjadi dua puluh menit sekali. Hal ini membuat penumpangan terjadi di sejumlah halte.
(mts/gil)