Jakarta, CNN Indonesia --
Ahmad Riza Patria telah resmi terpilih menjadi Wakil Gubernur
DKI Jakarta dalam Sidang Paripurna DPRD DKI Jakarta yang digelar hari ini, Senin (6/4).
Politikus Partai
Gerindra itu mengalahkan rivalnya dalam pemilihan ini, yakni Nurmansyah Lubis yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Berdasarkan hasil pemilihan, Riza unggul dari Nurmansyah. Riza mengantongi 81 suara, sementara Nurmansyah hanya berhasil meraih 17 suara. Sementara dua suara tidak sah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah resmi terpilih, Riza bakal mendampingi Anies yang telah 'menjomlo' sejak 2018 lalu setelah kursi DKI 2 ini ditinggalkan Sandiga Uno yang kala itu lebih memilih ikut dalam Pilpres 2019 bersama Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
Semula, sempat tersiar kabar ada perjanjian antara Prabowo dan PKS terkait kursi Wagub ini. Saat mencalonkan diri sebagai presiden kursi DKI 2 disebut akan diberikan kepada orang yang diusung PKS. Nyatanya, pemilihan Wagub terombang-ambing hingga akhirnya Gerindra pulalah yang menguasai kursi ini di tangan Riza Patria.
Pertanyaanya saat ini, apakah Riza bisa bersinergi dengan Anies Baswedan untuk memimpin DKI Jakarta?
Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowa mengatakan, Anies memang sudah seharusnya memiliki pendamping Wagub untuk mengurus DKI.
"Kalau menurut saya, daripada Anies kerja sendirian selama beberapa tahun ini tentu apa namanya dengan adanya wagub Riza ini tentu bisa membantu kerja Anies ya sebagai Gubernur yang tantangannya semakin
complicated," kata dia saat dihubungi melalui telepon.
Menurut Karyono, bila merujuk dari latar belakang pendidikan dan politik Riza diharapkan bisa membantu Anies dalam mengelola DKI Jakarta.
"DKI juga kan tidak bisa ditangani dengan sendiri, seperti yang terjadi selama ini Anies terlihat gagap, terlihat kewalahan dalam menyelesaikan persoalan yang ada," katanya.
Senada, Pengamat Politik LIPI Wasisto Rahardjo Jati menilai latar belakang dan bidang yang selama ini ditekunin Riza diharapkan bisa membantu Anies mengurus DKI. Dia menilai, Riza Patria bisa membantu Anies baik dari segi politik maupun lapangan.
"Dia punya pengalaman untuk itu," kata Wasisto.
 Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (CNN Indonesia/LB Ciputri Hutabarat) |
Risiko Duri Dalam Daging
Terlepas dari membantu secara teknis hingga manajemen publik di DKI Jakarta, Riza tetaplah seorang loyalis partai. Alhasil pengamat politik pun mengatakan potensi risiko lebih setia pada parpol tak bisa ditutup kemungkinannya.
"[Kerja sama Anies dan Riza] itu akan ditentukan oleh sikap Gerindra, terutama kaitannya dengan peta Pilpres 2024. Sikap Gerindra apakah akan berseberangan dengan Anies tergantung langkah di 2024," kata Karyono.
"Sikap antara wakil gubernur dan gubernur bisa jadi berbeda jalan karena dipengaruhi oleh kepentingan politik Pilpres 2024 yang akan datang," imbuhnya.
Riza, kata Karyono, tak akan pernah bisa lepas dari kepentingan Partai. Meski jabatan wakil gubernur adalah jabatan publik, Riza tetaplah seorang kader partai yang harus loyal.
"Bisa jadi Riza jadi duri dalam daging bagi Anies, Jika sikap partai beda dengan Anies. Kita tunggu 2022 ya," ujarnya.
Pengamat Politik dari LIPI Indria Samego berharap Riza paham dengan jabatan publik yang kini dipegangnya untuk mendampingi Anies mengurus DKI.
Di lain pihak, Pengamat Politik LIPI Indria Semego justru menuntut kemampuan Riza untuk mengimbangi Anies bekerja di DKI Jakarta. Kata dia, setelah menjadi Wakil Gubernur suka tidak suka, mau tidak mau Riza harus bersinergi dengan Anies.
"Semoga Riza lebih
commit pada tugas dan langsung bersinergi dengan gubernur," kata dia.
"Tinggal kemampuan yang bersangkutan untuk menyesuaikan dengan ritme kerja Anies serta tuntutan publik Jakarta. Pokoknya harus ada sinergi antar Anies dan Riza, baru
politically harmony," imbuh Indria.
(tst/kid)
[Gambas:Video CNN]