Jubir: Protokol Pemakaman Jenazah Corona Serupa dengan HIV

CNN Indonesia
Sabtu, 18 Apr 2020 17:00 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto berjalan usai memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (19/3/2020). Berdasarkan data pemerintah hingga Kamis (19/3), jumlah kasus positif COVID-19 mencapai 309 kasus di 16 provinsi se-Indonesia, sementara jumlah pasien sembuh mencapai 15 orang dan kasus meninggal dunia mencapai 25 orang. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Jubir pemerintah untuk penanganan covid-19 Achmad Yurianto. (Foto: ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19 atau virus corona, Achmad Yurianto mengingatkan protokol pemakaman jenazah corona sama dengan pasien meninggal karena HIV AIDS dan Ebola.

"Perlu dipahami jenazah dimakamkan tata laksana penyakit menular belum pasti jenazah covid-19. Yang ada penyakit menular, hal yang sama [dilakukan] jika meninggal karena HIV AIDS, hepatitis B, ebola, difteri dan covid-19," ujarnya melalui konferensi pers daring Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sabtu (18/4).

Yuri mengatakan protokol pemakanan khusus diperlukan untuk memastikan tidak ada cairan keluar dari jenazah ke lingkungan sekitar. Untuk itu jenazah harus dibungkus plastik dan diberi antiseptik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dan jika sudah dibungkus sesuai protokol, ia mengatakan tak ada alasan masyarakat menolak jenazah corona atau penyakit menular lainnya. Ini karena masih banyak pemberitaan penolakan jenazah corona di berbagai daerah.

"Tidak ada alasan menolak jenazah baik secara medis dan agama. Ketentuan Kementerian Kesehatan, organisasi profesi, Kementerian Agama, MUI mengatakan tidak ada alasan menolak jenazah," jelasnya.

Hal serupa juga berlaku untuk pasien corona yang sudah sembuh. Ketika pasien dinyatakan sembuh, artinya pihak medis sudah memastikan virus tidak ada dalam tubuh dan tidak menular ke orang lain.

Kasus Corona di Indonesia per hari ini mencapai 6.248 kasus, dengan 631 kasus sembuh dan 535 kasus meninggal. Penyebarannya sudah merata di 34 provinsi dan 221 kabupaten atau kota. (fey/asa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER