Polisi-Ormas Cekcok saat Pembagian Sembako Corona di Sumenep

CNN Indonesia
Selasa, 21 Apr 2020 14:51 WIB
Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) mengemas paket sembako ke dalam kantong di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 19 April 2020. Pemkot Bekasi mendistribusikan bantuan 3.700 paket sembako dari Kemensos untuk 56 kelurahan. CNNIndonesia/Safir Makki
Ilustrasi paket sembako bantuan untuk mengatasi dampak corona. (CNNIndonesia/Safir Makki)
Bangkalan, CNN Indonesia -- Aparat kepolisian dan organisasi kemasyarakatan (ormas) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, diduga terlibat saling cekcok di tengah aktivitas bagi-bagi sembako untuk membantu mengurangi dampak akibat pandemi virus corona (Covid-19), Sabtu (18/4) malam.

Saling cekcok itu terjadi di pos penjagaan di wilayah Kecamatan Pragaan, Sumenep.

Koordinator bagi-bagi sembako, Gusdurian Sumenep, Abdullah Alkudus mengungkapkan, percekcokan dilatarbelakangi saat mengambil gambar foto polisi yang bersiaga sedang beristirahat tidur. Semula, kata dia, kegiatan berjalan lancar, namun polisi tiba-tiba memprotes setelah diketahui salah satu anggota ormas itu ada yang mengambil gambar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anak buah kami dihampiri dan dipukul sebanyak tiga kali oleh oknum polisi. Dia memprotes karena mengambil gambar tanpa pamit," kata Abdullah, Selasa (21/4).

Abdullah mengatakan persoalan mengambil gambar tanpa izin di sela kegiatan kelompoknya, bukanlah hal baru. Pasalnya, setiap kegiatan yang berlangsung, gambar foto diambil untuk dibuat dokumentasi yang kemudian dijadikan laporan kegiatan. 

"Persoalan polisi tidur, foto itu direncanakan dibuat dokumentasikan bahwa mereka tengah berjuang secara serius dalam memerangi pandemi virus corona. Tapi sayang mereka bertindak kasar," ungkapnya. 

Oleh karena itu, Abdullah menuntut aparat kepolisian utamanya oknum yang berulah untuk meminta maaf kepada korban, kemudian disusul kepada organisasinya, dan masyarakat umum .

"Hari ini pula, jika tuntutan kami tidak diindahkan dalam jangka waktu 2 x 24 jam. Maka kami akan menempuh jalur hukum," kata dia.

Sementara itu, Kapolres Sumenep AKBP Deddy Supriadi membantah anak buahnya tersebut melakukan pemukulan kepada sekelompok Gusdurian yang tengah menyalurkan sembako kepada petugas Covid-19. 

"Orang yang memotret itu ditegur, dan menanyakan maksudnya gambar foto yang diambil. Tidak ada pemukulan, mereka hanya menegur untuk tidak usah melakukan pemotretan," bantah Deddy dalam rilisnya yang diterima CNNIndonesia.com

Meskipun demikian, Dedy tetap mempersoalkan ormas melakukan pemotretan. Sebab dalam bersiaga, dan pergantian tugas merupakan hal wajar.

Tapi alasan yang diterimanya, foto itu diambil untuk diabadikan bahwa petugas kepolisian yang terlelap tidur benar-benar bekerja. 

"Tidak perlu didokumentasikan, yang perlu dikoreksi terhadap kita dan semua pihak adalah kinerja di setiap posko Satgas Covid-19," tandasnya.

(nrs/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER