Pedagang Keliling di DKI: Tak Boleh Mudik, Jualan pun Sepi

CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2020 09:19 WIB
Sejumlah calon penumpang berjalan menuju bus di Terminal Bis Kota Serang, Banten, Jumat (10/4/2020). Pemda setempat bersama tokoh masyarakat melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19 termasuk dengan mengajak warga untuk tidak mudik atau pulang kampung menjelang puasa dan lebaran. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/wsj.
Ilustrasi mudik. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman).
Jakarta, CNN Indonesia -- Wardiman harus memupus niatnya untuk pulang kampung saat lebaran ini setelah mengetahui pemerintah melarang mudik untuk mencegah penyebaran virus corona.

Padahal, pedagang es cendol keliling ini sudah menyusun rencana jauh sebelum pandemi virus corona meluas: mudik bersama anak dan istrinya seminggu sebelum Hari Raya Idul Fitri tiba.

Sejatinya pria 39 tahun asal Jepara, Jawa Tengah ini juga sudah mulai bimbang mau pulang kampung atau tidak ketika DKI Jakarta efektif menerapkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta pada Jumat (10/4) lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia galau. Mudik akan membuatnya dapat menyambung silahturahmi dan berkumpul bersama keluarga saat lebaran menjadi momen yang tak ingin dilewatkannya. Namun dia juga khawatir berpotensi membawa virus covid-19 jika tetap pulang kampung.


"Saya keliling jualan saja di jalanan cukup sepi, tidak seperti biasanya, jadi khawatir juga, virusnya mungkin udah ngeri ya," kata dia saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Rabu (22/4).

Sempat pula terlintas di benaknya untuk mudik di minggu awal puasa. Sebagai jaga-jaga penyebaran virus semakin meluas.

Namun niat itu tetap berat dilakukan. Sebab, sejak PSBB di Jakarta, ia cukup merasakan dampaknya, dagangannya tak laris seperti biasa.


Terkadang, dalam sehari dagangan yang dibawanya bisa habis, namun di lain hari, ia pulang membawa sisa. Alhasil dia sulit untuk menabung untuk mudik.

"Apalagi semakin ke sini semakin sepi yang beli, bang, gimana mau kumpulin uang untuk pulang," ujar dia.

Di tengah kebimbangannya untuk mudik lebih awal dan kekhawatiran membawa virus, akhirnya ia memutuskan untuk tak jadi mudik. Apalagi dia sudah mendengar larangan mudik dari pemerintah.

Pemerintah sudah resmi melarang mudik lebaran bagi masyarakat di tengah pandemi virus corona (Covid-19) pada Selasa (21/4) kemarin.

Meski wujud aturan dari larangan itu belum dijelaskan lebih rinci, pemerintah sudah mewanti-wanti masyarakat tak diperbolehkan untuk keluar masuk wilayah Jabodetabek, mulai Jumat 25 April nanti.

"Udah dengar saya dari teman-teman yang lain, kalau mudik dilarang. Kita biasa mudik naik bus, kalau dilarang ya gimana lagi, ikut saja saya," ucap dia.


Kini dia sudah mengurungkan niatnya untuk mudik. Cuma asa yang dipupuk saat ini adalah mendapat bantuan, setidaknya untuk bertahan hidup selama bulan ramadan nanti, mengingat dagangannya pasti sulit laku.

"Cuma harapannya, karena nggak jadi mudik, dapat bantuan lah," tambah dia.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memastikan perantau di Jakarta yang 'gagal' pulang kampung akibat pandemi covid-19 dan aturan larangan mudik akan mendapat bantuan sosial.

Bahkan, kata Muhadjir, bantuan itu sudah mulai digulirkan sejak awal pekan ini.

"[Bansos] sekarang sudah mulai bergulir. Tanggal 20 [April] kemarin Presiden mencanangkan awal pembagian Bansos untuk wilayah Jabodetabek," kata Muhadjir melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Rabu (22/4). (yoa/osc)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER